BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Saat ini tidak banyak lagi terlihat di toko suvenir untuk oleh-oleh wisatawan lokal dan asing yang terlihat hanyalah gelang, batu kecung dan baju bergambar orangutan di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. 

Muhammad Zulhadi sering disapa hadi pengrajin tudung saji sekaligus Lurah Mendawai mengatakan sudah tidak banyak para pengarajin tudung saji dari generasi muda sekarang.

"Sebagai penerus kerajinan yang hampir punah ini dan saya berkeinginan untuk merangkul para pemuda untuk melestarikan budidaya kearifan lokal tudung saji," tuturnya. 

Tudung saji adalah keterampilan kearifan lokal daerah yang menjadi salah satu kekayaan budaya Kalimantan Tengah yang harus tetap dilestarikan.

Adapun bahan dasar dalam pembuatan tudung saji berasal dari rempiang, rais dan rotan buli yang semuanya merupakan tanaman asli Kalimantan Tengah.

"Kita sudah mendata di pangkalan bun ini hanya dua orang saja yang benar-benar pengarajin tudung saji yang sudah berpengalaman, Hj Eroh dan Nurbakti, dan sekaran Eroh sudah mengalami kelumpuhan hanya tertinggal ibu Nurbakti saja," ungkapnya. 

Zulhadi berharap demi menjaga keterampilan kearifan lokal daerah Kotawaringin Barat hendaknya pemerintah mengadakan pelatihan tudung saji untuk para penerus pengrajin tudung saji yang sekarang hampir punah. (ANDRE/B-6)