Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sejumlah Warga di Kabupaten Kobar Tertular Penyakit Kulit Scabies

  • Oleh Wahyu Krida
  • 23 September 2021 - 22:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) juga mewaspadai penularan penyakit scabies atau yang lazim disebut dengan kudis.

Pasalnya, saat ini beberapa keluarga di Kabupaten Kobar sudah terpapar penyakit kulit yang disebabkan masuknya tungau kecil ke dalam lapisan kulit luar. 

Tungau bernama Sarcoptes Scabiei mempunyai ukuran yang sangat kecil dan dapat bersarang pada lapisan kulit manusia ini. Tungau ini akan menggali terowongan dan bertelur di dalam kulit, sehingga pengidap kudis akan merasakan gatal pada kulitnya.

Seperti yang menimpa satu keluarga di RT 29 kawasan SMP Negeri 6 Natai Pelingkau dan salah satunya warga di RT 21 dan RT 35 Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan (Arsel). 

Tanpa diketahui penyebab awalnya, satu keluarga tersebut tiba-tiba terjangkit scabies dan penderita terbanyak adalah anak-anak.

Dari penuturan penderita tersebut, awalnya penyakit kulit tersebut menimpa ayahnya dan kemudian menyebar di keluarga. Alhasil, sekeluarga menderita penyakit yang gejalanya seperti cacar, berbintik dan berair serta gatal.

Berdasarkan penelusuran di lapangan, penyakit ini awalnya menyerang warga di tiga lokasi Kecamatan Kumai yaitu Kumai Hulu, Candi dan Desa Sungai Tendang dan saat ini sudah meluas hingga ke Kota Pangkalan Bun.

Pada kasus penderita scabies di Kelurahan Baru, pada RT 29 scabies ini menyerang satu keluarga terdiri dari ibu dan 3 orang anaknya. Sementara di RT 21 ayah dan anaknya yang menderita Scabies.

Gejala yang diderita warga Kelurahan Baru Kecamatan Arsel, tersebut sama dengan yang terjadi di Kumai Hulu, Candi dan Desa Sungai Tendang, Kecamatan Kumai.

Salah seorang penderita scabies, Iyan, warga RT 21 Kelurahan Baru mengatakan kulitnya berbintik berair serta bernanah, serta menyerang hampir di seluruh tubuh termasuk kepala hingga menyebabkan borokan.

"Awalnya saya yang kena. Setelah saya sembuh, anak bungsu saya yang kena, gejalanya seperti cacar, berbintik dan berair serta gatal," katanya.

Terkait hal tersebut, Puskesmas Kumai bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar melaksanakan pemeriksaan epidemiologi (PE) di tempat awal munculnya kasus scabies.

"Observasi telah dilakukan kepada 10 orang yang terserang Scabies di RT 03, Kelurahan Kumai Hulu. Tetapi lantaran keterbatasan sumber daya, sementara ini mereka hanya mengambil satu sampel kasus Scabies di Kumai Hulu. Namun berdasarkan keterangan warga bahwa sekitar permukiman mereka mayoritas terkena Scabies," jelas Kepala Puskesmas Kumai, Samsul, Kamis, 23 September 2021.

Menurut Samsul, dari keterangan warga RT 03 Kumai Hulu, anak-anak dan dewasa yang bermukim di dekat rumah penderita mengalami hal serupa.

Berita Terbaru