Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemkab Pulang Pisau dan PLN Teken MoU Pemanfaatan Limbah Padat PLTU untuk Bahan Dasar Bangunan

  • Oleh Asprianta
  • 09 November 2021 - 06:15 WIB

BORNEONEWS, Pulang Pisau - Pemkab Pulang Pisau dan PLN Palangka Raya menandatangani MoU atau nota kesepahaman tentang pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dan produk turunannya.

Penandatanganan MoU berlangsung Kantor Management PLTU Desa Buntoi Kecamatan Kahayan Hilir belum lama ini.

Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Pulang Pisau Pudjirustaty Narang, Ketua DPRD Pulang Pisau, H Ahmad Rifa'i, Kepala DLH Pulang Pisau, Wartony, Kepala PLN UPDK Palangka Raya Heni Setyo Handoko, Manager PLTU Pulang Pisau, Munif beserta jajarannya dan para Kepala SOPD terkait lingkup Pemkab Pulang Pisau.

Bupati Pulang Pisau Pudjirustaty Narang mengungkapkan bahwa pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU yang ada di Kabupaten Pulang Pisau di Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir, telah beroperasi dengan menggunakan bahan bakar batu bara sebagai bahan utama sumber penghasil tenaga uap.

“Karena sistem pembakaran di PLTU Buntoi ini telah menggunakan teknologi Circulating Fluid Bed (CFB) secara garis besar adalah proses pembakaran batu bara berulang - ulang dalam boiler/sillo yang dibantu zat silica untuk meningkatkan suhu sehingga menyisakan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) & 3 Y6o dari batu bara ini dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai bahan dasar bangunan,” ucapnya.

Taty sapaan akrabnya mengatakan saat ini pemerintah tengah giatnya - giatnya melaksanakan pembangunan termasuk di bidang infrastruktur, sehingga sumber daya atau resources yang legal dapat digunakan untuk mendukung pembangunan.

“Contohnya dari produk turunan FABA dapat di dimanfaatkan untuk pengolahan Paving, Batako, Cor Beton Bertulang, Cor Beton Konsentrat. Artinya FABA dan produk turunannya dapat menyokong pembangunan infrastruktur baik berupa fasilitas sosial maupun fasilitas umum," kata Pudjirustaty Narang.

Bupati menambahkan, sebelum nya telah meminta kepada Kepala DLH setempat untuk melakukan pengecekan sistem pembakaran di PLTU tersebut sehingga nantinya dapat diketahui apakah sisa hasil bakaran tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan atau tidak dan sebagaimana yang dilaporkan pihaknya DLH bahwa sistem pembakaran di PLTU Buntoi ini telah menggunakan teknologi Circulating Fluid Bed (CFB).

“Dari aspek legalitas sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 bahwa FABA yang dihasilkan dari sistem pembakaran CFB bukan merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) atau Non B3 sehingga dapat dimanfaatkan,” ungkapnya.

Taty menyampaikan bahwa sinergi selama ini antara Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dengan PLTU Pulang Pisau mendapat arah baru tidak hanya dari aspek penyediaan dan pemanfaatan listrik namun juga pada aspek penyediaan dan pemanfaatan bahan pendukung infrastruktur yang diolah dari Fly Ash dan Bottom Ash (FABA).

Berita Terbaru