BORNEONEWS, Sampit - Kisruh akibat pemilihan alat kelengkapan dewan (AKD) DPRD Kotawaringin Timur masih terus berlanjut. Sejumlah pihak pun menyoroti persoalan tersebut.

Pasalnya, akibat kisruh itu terjadi kevakuman di lembaga. Aktivitas rapat paripurna, rapat-rapat kerja dengan mitra kerja setop total beserta kegiatan lainnya.

Hal itu menimbulkan keprihatinan yang mendalam dari mantan anggota DPRD Kotim, M Shaleh, Jumat, 4 Maret 2022.

Ia menyesalkan terjadinya kisruh dan merasa malu dengan kejadian langka dan aneh tersebut.

Menurutnya, jangan sampai lembaga DPRD tidak dianggap dan tidak dihargai eksekutif maupun masyarakat pemilih karena tidak mampu menyelesaikan persoalan remeh, sepele dan sederhana itu.

"Itu adalah nafsu politik yang tidak bisa dikompromikan lewat instrumen atau dinamika di dewan. Sehingga menimbulkan saling sandera menyandera. Masyarakat jadi korban program percepatan pembangunan yang tersendat," tukasnya.

Sehingga muncul asumsi masyarakat, beranggapan pantas saja tidak peduli dengan nasib masyarakat di tengah pandemi Covid-19 dengan naiknya harga gas elpiji dan langkanya minyak goreng.