LAPORAN: MUHAMMAD RIFQI

WARGA yang permukim disepanjang jalan HM Arsyad Sampit, Kotim, mengeluhkan keberadaan kendaraan angkutan berat yang masih melintas di dalam kota. Meski sudah ada larangan bagi angkutan berat memasuki jalan dalam kota, masih ada saja kendaraan yang nekat. Ini menandakan pengawaasan oleh instansi terkait sangat lemah. Keselamatan nyawa pengguna jalan dan kondisi jalan pun dipertaruhkan jika para sopir truk itu masih membandel.

'Kami selaku warga, apalagi rumah kami tepat berada di pinggir jalan yang biasa dilalui truk angkutan berat tentu jengkel. Mengapa masih saja truk angkutan berat masuk jalanan dalam kota. Padahal setahu kami sudah ada larangan saat pagi hari melintas,' keluh Kardi, salah seorang warga yang tinggal di Jalan HM Arsyad Sampit, Selasa (2/2/2016).

Warga kecewa, sebab truk angkutan terutama yang membawa minyak mentah sawit (crude palm oil-CPO) terlihat masih bebas melintasi jalan dalam kota pada siang dan malam hari.

Larangan truk angkutan berat melintas jalan dalam kota pada siang hari. Truk angkutan ini hanya diperbolehkan melintas pada pukul 22.00 Wib - 05.00 Wib, itupun dibatasi dengan muatan sumbu terberat (MST) delapan ton.

Warga lainnya, Yudi, yang tinggal di Jalan Pelita Sampit, menduga ada main mata antara pengemudi dan oknum petugas perhubungan sehingga mereka bebas melintasi jalanan depan kota. 'Tugas dishub bukan hanya menyosialisasikan aturan, tetapi juga harus mengawasi di lapangan,' tegas dia.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kotim Fadlian Noor, mengaku pihaknya sudah menyosialisasikan larang angkutan berat masuk kota itu kepada pemili armada dan sopir. 'Masalah penindakan itu bukan wewenang kami. Aturannya sudah jelas, harapan kami pemilik dan para sopir angkutan bisa menaati, karena jaln itu kan fasilitas umum untuk kepentingan bersama. Jangan ingin menang sendiri lah,' kata dia. (RF/B-7)