Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BPPRD Kapuas Rapat Tindak Lanjuti Evaluasi MCP-KPK

  • Oleh Dodi Rizkiansyah
  • 30 Maret 2023 - 12:00 WIB

BORNEONEWS, Kuala Kapuas - Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kabupaten Kapuas telah melakukan rapat terbatas membahas tindak lanjut hasil evaluasi Monitoring Center for Prevention Komisi Pemberantasan Korupsi (MCP-KPK) Tahun 2023, baru-baru ini.

Kepala Bidang Pelayanan PBB dan BPHTB, Surya Nibana mengatakan pihaknya harus menindaklanjuti hasil reviu Inspektorat daerah karena memiliki proporsi nilai yang tinggi dalam penilaian MCP KPK.

Rapat itu diikuti Para Kepala Bidang, Para Kepala Subbidang dan Para Pejabat Fungsional Ahli Muda Hasil Penyetaraan BPPRD Kapuas.

MCP merupakan sebuah aplikasi atau dashboard yang dikembangkan KPK untuk melakukan monitoring capaian kinerja program pencegahan korupsi, melalui perbaikan tata Kelola pemerintahan yang dilaksanakan pemerintah daerah di seluruh Indonesia. 

MCP memiliki 8 cakupan intervensi yaitu perizinan, pengadaan barang dan jasa, perencanaan dan penganggaran APBD, pengawasan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), manajemen ASN, Manajemen Aset Daerah, Optimalisasi Pajak Daerah dan Tata Kelola Keuangan Desa.

"BPPRD yang memilliki ranah intervensi optimalisasi pajak daerah harus selalu melakukan inovasi pemungutan pajak dan memantau efektivitas dari alat/aplikasi Inovasi pajak daerah tersebut secara berkala karena Pajak Daerah yang dipungut tidak sesuai potensi pajak yang sebenarnya, akan berpotensi merugikan keuangan negara," kata Surya.

Hal ini, tambahnya, karena bidang Pelayanan PBB dan BPHTB tidak mungkin bisa mengejar nilai dari poin tunggakan PBB Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) karena ratio tunggakan pajak berasal dari hasil penagihan tunggakan pajak berbanding total tunggakan pajak.

“Tidak mungkin bisa tercapai karena nilai tunggakan PBB-P2 senilai Rp25 miliar. Kalaupun mendapat 1 miliar, hanya mendapat prosentase kecil karena factor pembaginya saja sudah besar," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah, Ofra Yekamia, menambahkan, ada 5 dari 10 jenis pajak yang dipungut BPPRD yang akan dipacu realisasinya. Yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Air Tanah, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan dan Pajak PBB/BPHTB. 

“Dari upaya yang kita lakukan akan kita pantau dan laporkan terus bentuk inovasinya," ucap Ofra.

Ofra menambahkan, kendala bukan hanya pada proses penagihan pajak saja. Tapi juga pada sulitnya koordinasi dengan instansi terkait pemungutan pajak. 

“Harus satu frekuensi dalam meningkatkan pendapatan pajak daerah,” jelasnya.

Kepala Bidang Penindakan dan Pengawasan, Dody Widodo, menyampaikan bahwa tidak mudah menarik pajak dari masyarakat kecuali ada political will yang dikawal aparat hukum.

“Jadi sebenarnya mereka tau saja kewajiban perpajakannya, hanya mereka bersifat menunggu teguran,” katanya.

Dirinya pun mengusulkan agar dilakukan Shock Therapy kepada salah satu Wajib Pajak Daerah (WPD) besar agar menjadi contoh bagi pelaksanaan kepatuhan membayar pajak. (DODI RIZKIANSYAH/Y)

Berita Terbaru