Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Begini Kata Rahmadi Noor Tentang Buaya Gaib di Pelabuhan Kereng Bangkirai

  • Oleh Budi Yulianto
  • 02 Juni 2016 - 09:30 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Cerita tentang adanya sosok buaya gaib di Pelabuhan Kereng Bengkirai, Kecamtan Sebangau, Palangka Raya, ditanggapi Rahmadi Noor, alias Kades. Rahmadi merupakan pemuda 21 tahun yang dicari-cari lantaran diduga tenggelam di kawasan pelabuhan itu, Minggu (29/5/2016). Pada akhirnya terungkap dia tidak tenggelam melainkan berada di seberang sungai.

Dalam pencarian tersebut, sempat dilakukan sebuah ritual oleh seorang perempuan bernama Hernina. Dia berucap kalau Rahmadi disembunyikan makhluk gaib berwujud buaya milik orang tuanya yang sudah puluhan tahun tak diberi makan.

Apa tanggapan Rahmadi

Kepada Borneonews di kantor Polsek Sebangau, Senin (30/5/2016) mengatakan jika sosok buaya gaib menurutnya adalah benar. Bahkan sesaat sebelum dia berenang menuju tribon dengan jarak sekitar 200 meter dari pelabuhan, dia didatangi dua ekor buaya gaib berwarna kecoklatan.

Lebar tubuh buaya tersebut sekitar satu meter. Kemudian panjangnya sekitar lima meter. Di dalam air, Rahmadi melakukan komunikasi lewat kebatinan. Buaya itu lalu menawarkan diri untuk menyembunyikan dirinya lantaran ketakutan dengan warga.

"Saja jawab tidak usah. Kemudian saya bilang mau berenang nyeberang sungai. Terus buaya itu berucap, silahkan naik punggung akan saya antar. Saya jawab tidak usah. Karena saya masih kuat berenang," ungkapnya.

Saat berenang menuju daratan dengan panjang sekitar dua kilometer (menurutnya), dia sempat hendak pingsan. Ketika itu posisinya di pertengahan sungai. Saat berenang itu pula buaya tersebut berada di sampingnya.

"Mau pingsan karena empat hari tidak makan. Belajar melatih diri menahan lapar. Karena bentar lagi puasa," kata dia.

Selanjutnya sesampai diseberang, buaya itu izin pamit dengan Rahmadi. "Katanya, kami pamit dulu ya Rahmad. Saya jawab ya silakan, terimakasih telah membimbing saya sampai tujuan," ungkapnya.

Disinggung apakah buaya tersebut milik orang tuanya Rahmadi menjawab bukan. "Punya orang. Cuma memang lama tidak dirawat. Jadi saya kadang yang beri makan. Bisa pakai telor, beras kuning," tuturnya.

Rahmad menyebut sering melakukan komunikasi ketika dirinya berada di pelabuhan. "Kalau malam Jumat, saya panggil mereka. Terus ngobrol. Jadi tempat mereka itu di bawah lanting dermaga. Di situ ada istana kuning," tuntas Rahmadi yang menyebut indra keenamnya itu merupakan bawaan sejak kecil. (BUDI YULIANTO/m)

Berita Terbaru