Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Intensitas Hujan Menurun, Kasus Karhutla di Kotim Kembali Terjadi

  • Oleh Rafiuddin
  • 24 Agustus 2016 - 14:20 WIB

BORNEONEWS, Kotim - Intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir, terlihat menurun, menyebabkan kasus kebakaran hutan dan lahan di Kotawaringin Timur kembali terjadi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Haji Asan Sampit, Kotawaringin Timur mendeteksi satu titik panas atau hotspot di Kecamatan Mentaya Hulu.

'Tingkat akurasinya 63%. Semakin tinggi nilai akurasi, tingkat kepercayaan semakin mendekati titik api. Dengan tingkat akurasi di atas 50%, semakin meyakinkan bahwa itu titik api,' kata Pelaksana Tugas Kepala BMKG Bandara Haji Asan Sampit, Mulyono Leo Nardo, Selasa (23/8/2016).

Beberapa hari terakhir ini, intensitas hujan di Kotawaringin Timur menurun. Imbasnya, kebakaran kembali terjadi sehingga membuat petugas pemadam api bekerja keras memadamkan kebakaran.

Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim, Selasa siang, terjadi kebakaran lahan di kilometer 3 Jalan Jenderal Sudirman. Petugas penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) langsung turun ke lokasi titik kebakaran, namun berkat kesigapan mereka api langsung dapat dipadamkan.

'Tadi (kemarin) beberapa petugas pemadam langsung ke lokasi untuk memadamkan api, dan berhasil dipadamkan,' kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kotim, Sutoyo.

Menurut Sutoyo, kebakaran lahan yang terjadi beberapa pecan terakhir ini didominasi di wilayah Kecamatan Baamang, Mentawa baru Ketapang dan wilayah selatan yakni di Kecamatan Teluk Sampit.

Tiga kecamatan itu struktur tanahnya adalah gambut, sehingga ketika ada warga atau petani membuka lahan dengan cara membakar. Api langsung membesar dan sulit dipadamkan karena gambutnya sangat dalam.

Memasuki musim kemarau ini, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melalui BPBD setempat menghimbau masyarakat terutama petani agar tidak membakar lahan, terutama lahan gambut.

'Kami meminta warga tidak membuka lahan dengan cara membakar. Kebakaran yang terjadi belakangan ini diduga disenga, tapi proses hukumnya masih terus didalami oleh aparat kepolisian,' ucap Sutoyo. (RAFIUDIN/N).

Berita Terbaru