Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BEM Unpar Bantah Disebut Ngotot Keluarganya Harus Ikut Lelang Dana OMBA

  • Oleh Budi Yulianto
  • 28 Agustus 2016 - 23:01 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Ketua BEM Universitas Palangka Raya Ali Assegaff membantah jika disebut pihak keluarganya yang memiliki CV harus dilibatkan dalam proses lelang dana konsumsi Orientasi Mahasiswa Baru (OMBA) sebesar Rp265 juta. Dia juga menegaskan tidak benar jika BEM Unpar berupaya memboikot pelaksanaan kegiatan OMBA yang berlangsung pada 19-20 Agustus 2016.

"BEM mengetahui bahwa ada CV yang mengajukan lelang untuk snack konsumsi. Dan itu bukan dari kerabat maupun pihak keluarga BEM Unpar," kata Ali Assegaff kepada Borneonews, Minggu (28/8/2016).

Dia menuturkan, CV langsung berhubungan dengan pihak yang berwenang pada bidang pelelangan yang ditunjuk langsung oleh Unpar dan pihaknya tidak memiliki tupoksi mengenai hal itu.

"Karena ada indikasi pengalihan dana yang ditetapkan saat proses negosiasi terhadap rektorat, maka BEM menyatakan mundur. Dan CV yang kami ketahui mengikuti penunjukan langsung pun menolak untuk mengambil tender snack tersebut,"

"Di situlah kami khawatir ada indikasi pelanggaran hukum yang terjadi dan kami memutuskan untuk menolak OMBA Universitas tahun ini," ungkapnya.

Menurutnya, jika pihak rektorat menilai BEM memboikot OMBA, pihaknya perlu bukti. "Karena pada kenyataannya, OMBA Universitas tetap berjalan selama dua hari. Pernyataan dalam surat kami tertulis jelas bahwa BEM Universitas Palangka Raya menolak OMBA bukan memboikot," tuntasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, BEM Unpar menyoal pelaksaan OMBA karena ada indikasi korupsi dana konsumsi OMBA sebesar Rp256 juta.

Dia juga mempertanyakan proses lelang biaya konsumsi di LPSE yang penandatangan kontrak dilakukan pada hari Senin (22/8/2016), namun pada tanggal dimulainya OMBA, konsumsi sudah keluar. Bahkan dia menyebut keterangan LPSE masih dalam proses penunjukan.

Total anggaran dalam pelaksanaan OMBA senilai Rp370 juta. Sisanya, kecuali Rp 265 juta, untuk keperluan perlengkapan lainnya. Adanya dugaan indikasi ini dilihat dari bentuk konsumsi yang diberikan kepada 3.200 mahasiswa baru peserta OMBA.

Sementara itu, Ketua Panitia OMBA Universitas Sri Listiani sekaligus sebagai Kabag Kemahasiswaan Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK), Perencanaan Sistem dan Informasi (PSI) UPR membantah tudingan tersebut.

Dia menjelaskan, dana pelaksanaan OMBA sebesar Rp 370 juta dan Rp 265 juta di antaranya untuk makan siang mahasiswa baru yang berjumlah 3.200 orang plus ditambah panitia dengan total sekitar 4.200 orang. Kemudian Rp96 juta di antaranya lagi untuk snack.

Sri justru menyebut, pihak BEM lah yang ngotot akan mengelola dana ratusan juta rupiah itu. Menurutnya, pihak BEM juga meminta agar keluarganya yang memiliki CV dilibatkan dalam proses lelang. "Akhirnya dipersilakan. Kami lalu mengantarkan CV dari mereka kemudian kami antar ke panitia pengadaan barang. Selanjutnya mereka datang ke pemilik CV. Saya tidak tahu apa yang diperbincangkan. Tapi pada akhirnya pemilik CV tidak berani," katanya.

Sri menduga pihak BEM memprovokasi gubernur BEM lainnya untuk memboikot pelaksanaan OMBA. Hasilnya, ada empat fakultas yang menuruti mereka yakni Tekhnik, Pertanian, Hukum dan FISIP. (BUDI YULIANTO/*)

Berita Terbaru