Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bupati Pulang Pisau Dinilai Belum Konsisten Majukan Pendidikan

  • Oleh Ariananta
  • 27 September 2016 - 13:22 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Bupati Pulang Pisau, Edy Pratowo belum konsisten memajukan pendidikan di wilayahnya. Setidaknya, kondisi sekolah SDN Negeri II Lawang Uru, Kecamatan Banama Tingang, yang memperihatinkan, sudah tiga tahun ini diperjuangkan kepala sekolah, belum mendapat perhatian pemerintah daerah setempat.

'Tolong mas Edy, Bupati Pulang Pisau sungguh-sungguh memperhatikan pendidikan. Karena di situ ada masa depan bangsa dan daerah ini. Dan ingat jangan pilih-pilih membangun antara desa satu dengan yang lain. Jangan mentang-mentang di situ mungkin tidak banyak mendukung saat jadi Bupati dulu, sehingga tidak diperhatikan, jangan begitu jadi pemimpin daerah,' anggota DPRD Kalimantan Tengah, Punding LH Bangkan, dengan nada tinggi, di kantornya, Palangka Raya, Senin (26/9/2016).

Punding, wakil rakyat di DPRD Kalteng, dari daerah pemilihan V meliputi Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas itu, prihatin dengan kondisi dunia pendidikan di Pulang Pisau. Menurut Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kalteng ini, sangat mustahil pemerintah daerah terlebih bupati setempat tidak tahu kondisi sekolah di wilayahnya, sebab di kecamatan ada pengawas sekolah demikian juga di dinas ada bidang masing-masing.

'Entah kalau aparatur di bawah baik pengawas di kecamatan dan dinas pendidik setempat yang tidak bekerja serius atau tidak melaporkan kondisi yang ada. Kalau sudah dilaporkan tapi tidak juga diperhatikan oleh bupati, ya kita pertanyakan kesungguhan bupati untuk bidang pendidikan,' ucapnya.

Punding berharap, agar pemerintah daerah/bupati tidak hanya di Kabupaten Pulang Pisau, tidak mengedepankan kepentingan sendiri-sendiri tapi harus adil memikirkan kepentingan masyarakatnya. Ia menyayangkan kondisi sekolah yang ada, sebab menurunnya saat ini sudah tidak zaman ada sekolah yang terletak di sebuah desa besar, namun masih memakai satu ruangan dan berlantaikan tanah.

'Ketentuan Undang-undang sudah jelas, pendidikan/sekolah  menjadi bagian prioritas. Dua puluh persen dari APBD untuk itu, harus digunakan untuk kepentingan pendidikan dan itu tidak bisa diganggu gugat. Kemudian sepuluh persen untuk kepentingan kesehatan dan 70 persen untuk kepentingan lain-lain,'jelasnya

Dirinya juga meminta kepada pihak pemerintah Kabupaten Pulang Pisau melalui Dinas Pendidikan setempat, untuk segera menuntaskan permasalahan tersebut

'Pihak pemerintah daerah setempat, khususnya ddinas pendidikan kabupaten Pulang Pisau harus segera menuntaskan masalah ini, jangan sampai berlarut-larut. Apalagi yang namanya masalah pendidikan ini sangat riskan. Kita tidak boleh menutup mata,'desak mantan anggota DPRD Kapuas ini.

Gubernur Kalteng, H Sugianto Sabran, ketika melihat adanya postingan mengenai sekolah tersebut di facebook (FB), berjanji akan menghubungi bupati setempat. 'Assalamu'alaikum wr.wb. Selamat malam dan salam sejahtera buat semuanya. Saya segera besok tlp bapak bupati kab pulpis. Terima kasih untuk infonya,'ucap Sugianto di FBnya.

Seperti diberitakan sebelumnya Kepala sekolah SDN Lawang Uru II, Yanklin G Djunas,  mengungkapkan, pihaknya telah tiga kali memohon danmembuat proposal  ke dinas pendidikan di Pulang Pisau dan dua kali melalui anggota DPR RI, untuk perbaikan dan rehab sekolah tersebut namun belum ada realisasi seperti diharapkan. 

'Sudah beberapa kali saya bermohon, tapi hingga kini belum ada bantuan rehab apalagi bangunan baru. Justru sekolah di desa-desa lain yang sudah bagus dapat rehab, disini dinas hanya janji-janji palsu,'ucap Yanklin

Dikatakannya sudah banyak waktu, biaya dan tenaga yang ia keluarkan untuk memperbaiki sekolah tersebut secara pribadi serta memperjuangkan adanya rehab/perhatian dari pemerintah daerah dalam hal ini dinas terkait, tapi hingga kini tidak ada kabar yang menyenangkan.

'Saya sudah bosan dan capek, memperjuangkan karena tidak ada perhatian sama sekali, selalu daerah lain yang dapat bantuan. Saya kasihan kepada anak-anak, ketika belajar lantainya pasir yang kotor (berdebu). Guru-guru juga tidak ada kantor, kantornya di bawah pohon dan Sandung,'katanya prihatin. (ARIANATA/N).

Berita Terbaru