Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bayi Tanpa Tempurung di Sukamara Meninggal Dunia

  • Oleh Norhasanah
  • 21 Oktober 2016 - 19:37 WIB

BORNEONEWS, Sukamara - Okta, bayi yang lahir tanpa tempurung kepala, akhirnya meninggal dunia dalam usia empat hari, di Kabupaten Sukamara, Jumat (21/10/2016). Anak pasangan Wino (23) dan Ningsih (17) itu, terlahir dalam kondisi tidak normal. Tempurung kepalanya tidak tumbuh, sehingga otaknya menyembul keluar.

Ketika media menyambangi kediaman mereka, ibu korban enggan keluar, dan hanya mengurung diri dalam kamar meratapi kesedihannya. Sementara ayah bayi malang tersebut menjelaskan, anak pertama mereka meninggal dunia subuh hari, dan dikebumikan paginya.

'Istri saya ketika mengandung normal saja, bahkan kita juga lakukan pemeriksaan baik itu jantung janin, hati dan lainnya, hasilnya janin dinyatakan dalam kondisi sehat dan normal,' ungkap Wino.

Menurutnya, memang ada sedikit keanehan ketika dilakukan USG, jabang bayi tidak bisa terdeksi dan hanya terpapar warga gelap hitam, sehingga tidak bisa memastikan kondisi tubuh janin seperti apa. 'Iya, ketika di USG hanya warna hitam, tidak bisa kelihatan. Namun saya tidak menaruh curiga apapun. Tetapi, ketika melahirkan, ternyata istri saya mengalami kesulitan mengeluarkan bayi kami.'

Ia melanjutkan, membutuhkan waktu setengah jam untuk proses kelahiran tersebut. Keluarga ini baru terkejut bukan main, setelah mengetahui tempurung kepala si bayi tidak ada. Karena itu, bidan desa langsung di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukamara.

Sementara, nenek bayi malang tersebut mengungkapkan, 18 Oktober 2016, cucunya dirujuk ke rumah sakit, kemudian diberikan oksigen, ternyata tubuh cucunya normal. Namun ketika dilepas, justru membiru.

'Pada tanggal 19 oktober, kami minta pulang saja, tetapi dilarang oleh pihak rumah sakit. Karena itu, kita langusng mengurus Jamkesda pada tanggal 20. Setelah Jamkesda selesai, ternyata sekitar pukul 10.00 WIB, pihak rumah sakit meminta supaya cucu saya dibawa pulang saja, alasannya mereka tidak mampu menangani,' jelasnya.

Setelah dibawa pulang kembali ke rumah, oleh orang tuanya, tubuh bayi malang tersebut kembali membiru dan hanya mampu bertahan sekitar 16 jam. Tepat pukul 02.00 WIB dini hari, bayi malang tersebut menghembuskan nafas terakhirnya, dengan bibir yang menyungging seperti tersenyum. Selanjutnya, pada pagi hari sekitar pukul 07.00 wib dikebumikan.

Saat masalah tersebut dikonfirmasi ke RSUD Sukamara, pihak RS tidak memberikan komentar dan hanya memberikan keterangan bahwa bayi malang tersebut telah dibawa pulang oleh pihak keluarga. (MG-13/N).

Berita Terbaru