Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Didemo Mahasiswa, Menpora 'Nggak Mau'

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 29 Oktober 2016 - 07:45 WIB

BORNEONEWS, Palangka  Raya ' Beberapa menit jelang keberangkatan pulang kembali ke Jakarta, segelintir mahasiswa mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Palangka Raya (UPR) mendesak ingin bertemu menteri pemuda dan olah raga (Menpora) Imam Nahrawi di depan pintu masuk terminal VIP bandara Tjilik Riwut, Jumat (28/10/2016) siang.

Namun rupanya Menpora Nahrawi tidak ingin didemo mahasiswa. Bukan karena jumlahnya yang tidak sampai 10 orang, namun karena Nahrawi ingin mendengar langsung dan mengajak diskusi. Bahkan sebelum boarding, dia malah menyempatkan untuk menghampiri dan menarik masuk mahasiswa yang sejatinya ingin demo tersebut ke ruang lobi VIP.

'Saya nggak mau didemo, meski demo boleh saja, karena ada cara yang lebih elok sampaikan aspirasi. Karena itu lebih baik diskusi saja. Ayo sampaikan apa yang menjadi aspirasi,' kata Menteri Nahrawi yang tidak asing dengan demo, karena ia mantan Ketua PKC PMII Jawa Timur dan Ketua DKW Garda Bangsa yang sudah banyak makan garam demo jalanan.

Ternyata uniknya, ketua rombongan aksi yang merupakan Ketua BEM UPR Ali Assegaf meminta Menteri Nahrawi agar datang kembali ke Palangka Raya pada  21 November 2016, karena ada kegiatan Kongres BEM se-Kalimantan di Palangka Raya.

Kedua, minta Menpora untuk menghidupkan organisasi kepemudaan di Kalteng karena pandangan dia, saat ini kurang bergairah dalam menghasilkan kegiatan kepemudaan yang bisa merangkul potensi pemuda termasuk mahasiswa. Ia ingin organisasi kemahasiswaan, bisa sepadan dengan organisasi kepemudaan (OKP) dan bernaung dalam wadah KNPI.

'Selanjutnya, kami menilai sulitnya transparansi dana kemahasiswaan. Dan saya minta menteri untuk menunaikan kewajiban untuk menghidupkan kepemudaan,' kata dia

Menteri Nahrawi pun menjawab enteng terkait kongres  BEM se-Kalteng. Menurut menteri, justru pelaku aksi yang tidak bisa memanfaatkan momen yang tepat. 'Lho kenapa nggak dilakukan sekarang mumpung saya ada acara. Lalu kenapa tidak buat surat kalau mau ada kegiatan, kan nanti bisa saya agendakan. Yang salah siapa' tutur Nahrawi.

'Saya salut kalian yang memiliki keberanian dan semangat bertanggung jawab menghadap menteri, tapi kan harus juga bertanggung jawab karena membawa nama BEM ke sini meski belum tentu semua setuju langkah Anda. Kedua, janganlah bergantung pada KNPI. Coba gerakkan kemandirian, cari peluang,' lanjut dia. 

Sementara Gubernur Kalimantan TengahSugianto Sabran menyesalkan kedatangan mahasiswa yang untuk minta dukungan pelaksanaan kongres BEM saja menggunakan cara demo.

'Kenapa tidak sampaikan saja dan kita diskusi dengan gubernur Kalau masalah dana kan bisa saya bantu nantinya,' ucap gubernur. (ROZIKIN/m)

Berita Terbaru