Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sawit Sumbermas Sarana Menatap Peluang Emas Pada 2017

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 28 Desember 2016 - 14:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk terus mematangkan rencana pembangunan dua pabrik kelapa sawit (PKS) di Kalimantan Tengah dengan investasi Rp250 miliar.

Perusahaan dengan kode emiten SSMS ini berharap dapat menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari internal. Selain itu, ada proyek lain yang akan dibangun dan dikembangkan tahun depan yang menelan dana hingga Rp350 miliar.

Tahun depan, Perseroan berharap dapat mematok target produksi tandan buah segar (TBS) hingga 1,2 juta ton hanya dari lahan inti. Jika harga terus dalam kondisi baik, maka pendapatan tahun depan akan meningkat.

Selanjutnya, lima tahun mendatang perusahaan berharap akan memiliki luas lahan hingga 150.000 hektar (ha). Penambahan lahan bisa dilakukan secara organik maupun anorganik (akuisisi).

Untuk akuisisi, perseroan sedang mencari atau sedang negosiasi dengan beberapa perusahaan. Selain menambah luas areal lahan, perseroan juga akan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produktivitas kebun yang ada.

Perusahaan yang didirikan oleh pengusaha nasional H Abdul Rasyid AS ini juga terus mengembangkan kebun yang memenuhi syarat sawit berkelanjutan. Beberapa kebun sudah mendapat izin ketelusuran.

Saat ini, 30% dari produksi SSMS diekspor, sedangkan mayoritas masih diserap pasar domestik. Salah satu negara tujuan ekspornya yaitu India, dan perseroan juga tengah menjajaki pasar lain seperti Pakistan dan Bangladesh.

Analis MNC Securities Yosua Zishoki, dalam riset terbarunya mengatakan bahwa banyak faktor yang akan mendukung cemerlangnya harga jual CPO pada tahun depan. Hal ini disebabkan kuatnya permintaan di pasar Asia, seperti Tiongkok dan India, dan pasar Eropa.

"Kenaikan harga masih cenderung pelan dan terus naik di tahun depan sampai ke level RM 2.700. Kami memang perkirakan kenaikannya bertahap, belum bisa seperti waktu booming 2011," katanya.

Untuk saham, menurut Yosua, SSMS sebagai perusahaan yang tergolong lebih muda akan mencetak pertumbuhan yang bagus.

"SSMS masih bisa mengakuisisi lahan baru, sehingga bisa terlihat nanti pertumbuhannya," ujar Yosua.

Yosua pun merekomendasikan beli untuk saham SSMS. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru