Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kisah Pengrajin Tudung Saji (1) Semakin Sedikit yang Bisa Membuatnya

  • Oleh Wahyu Krida
  • 07 Februari 2017 - 22:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Salah satu cinderamata yang bisa dijadikan oleh-oleh khas Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) adalah tudung saji berhias. Tudung saji yang dilapisi kain beludru dan disulam dengan manik-manik berwarna warni terlihat cantik bila dijadikan sebagai pajangan dinding.

Namun saat ini, hanya beberapa orang yang bisa membuat kreasi tudung saji berhias manik-manik yang disulam membentuk ornamen dan logo ini. Salah satu perajin tudung saji berhias khas Kabupaten Kobar yang masih eksis hingga saat ini adalah Nurbakti (55) atau yang biasa disapa dengan panggilan akrab Nenek Unggal.

Warga Jalan PRA Kusumayudha Nomor 34 Kelurahan Mendawai ini, menjelaskan, tudung saji berhias ia jual dengan harga Rp200 ribu hingga Rp500 ribu. Setiap bulan, ia berhasil mendapatkan sekitar 5 orang pemesan.

"Bahkan saya pernah mendapatkan pesanan sekitar 120 buah, saat kegiatan Festival Keraton Nusantara X di Kabupeten Kobar," jelasnya.

Karena tidak mampu mengerjakannya sendiri. ia membagi membagi pesanan tersebut bersama tiga rekannya yang hingga kini masih tetap menekuni kerajinan khas Kobar ini.

"Saat ini, selain saya cuma ada tiga orang lagi yang masih menekuni kerajinan ini. Karena sempat ada masa dimana anakmuda terkesan enggan mempelajari cara pembuatan kerajinan ini," ujarnya.

Padahal menurutnya, dulu sangat banyak orang yang bisa membuat dan menghias tudung saji. "Sejak usia 15 tahun saya sudah membuat cinderamata khas Kobar ini. Awalnya saya diajak almarhum kakak saya. Lama-kelamaan saya jadi tertarik dan semakin menekuni pembuatan cinderamata unik ini," ujarnya.  (WAHYU KRIDA/B-2)

Berita Terbaru