Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kapolres Seruyan Sebut Nilai Kerugian Akibat Karhutla 2015 Capai Rp221 Triliun

  • Oleh Parnen
  • 20 Februari 2017 - 17:24 WIB

BORNEONEWS, Kuala Pembuang ' Kapolres Seruyan AKBP Syahbudin Nasution menyebutkan angka fantastis, yakni mencapai Rp221 triliun, merupakan nilai kerugian yang diderita saat musibah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 2015 lalu.

Syahbudin menyampaikan itu dalam Rapat Koordinasi (rakor) lintas sektoral membahas soal penanganan ancaman Karhutla 2017 Seruyan, yang menyedot waktu dan pemikiran para pihak pemangku kepentingan, yakni berlangsung hingga tiga jam.

Rapat itu berlangsung di aula pertemuan Mapolres Seruyan, Senin (20/2/2017). Rakor diikuti seluruh pimpinan atau mewakili dari masing-masing lintas sektoral, mulai dari Pemkab Seruyan, Kejaksaan Negeri Kuala Pembuang, TNI, DPRD, para camat, seluruh perwakilan pihak perusahaan sawit dan HPH, serta diikuti oleh seluruh perwira dan kapolsek, meski waktu pelaksanaan cukup lama yang dimulai sekitar pukul 09.00 Wib, namun tetap berlangsung lancar hingga selesai sekitar pukul 12.30 Wib.

'Kami berharap melalui kegiatan rakor ini, dapat dihasilkan sebuah kesepakatan riil dalam hal tindakan antisifasi dan penanganan terhadap ancaman karhutla yang dikhawatirkan kembali terjadi tahun ini,' kata Syahbudin.

Kapolres melanjutkan, terhadap ancaman karhutla ini, sudah masuk ke dalam isu aktual utama yang sangat penting untuk dibahas secara bersama. Sebab, dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) nasional, kerugian yang ditimbulkan akibat Karhutla 2015 lalu yang terjadi meliputi Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah mulai Juni hingga Oktober 2015 nilai kerugian mencapai Rp221 triliun.

'Untuk jumlah luasan lahan dan hutan yang terbakar keseluruhan mencapai 2,61 juta hektar, dengan korban meninggal sebanyak 24 jiwa melayang akibat peristiwa kebakaran itu. Sebanyak 600 ribu jiwa diantaranya terjangkit penyakit ISPA,' ujar Syahbudin.

Tak hanya itu, aktivitas transportasi darat dan udara terutama jadwal penerbangan banyak yang lumpuh dan tertunda akibat kabut asap. Dan peristiwa itu, oleh dunia internasional mereka menetapkannya sebagai isu lingkungan hidup yang dinilai sangat memprihatinkan.

'Nah, melalui pertemuan bersama ini, kita bahas tuntas bagaimana mekanisme penanganan antisifasi yang bisa dilakukan sejak dini untuk menghindari kembali terjadinya peristiwa karhutla tersebut. Kita dari pemerintah daerah, seluruh lintas sektoral diharap bisa saling bekerjasama dalam mengantasi ancaman karhutla ini,' ungkapnya. (PARNEN/B-5)

Berita Terbaru