Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Golden Plantation Siapkan Rp100 Miliar Bangun Pabrik Baru

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 09 Maret 2017 - 14:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Golden Plantation Tbk berencana menambah pabrik baru pada 2018 dengan kapasitas produksi hingga 30 ton per jam yang diperkirakan menelan investasi sebesar Rp100 miliar.

Perusahaan dengan kode emiten GOLL ini baru memiliki satu pabrik pengolahan di Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 30 ton per jam, yang mengolah hasil panen dari kebun perseroan yang dikelola anak perusahaan, PT Bumiraya Investindo (BRI).

Sebagai gambaran, saat ini perseroan memiliki sembilan anak perusahaan dengan luas area tertanam mencapai 63.441 hektar serta kepemilikan land bank hingga 24.682 hektar. Lima anak usaha beroperasi di Sumatera dan sisanya di Kalimantan.

Dari kesembilan anak usaha tersebut, hanya PT BRI yang memiliki area tertanam lebih dari 6.000 hektar. Delapan anak perusahaan lainnya memiliki area tertanam di bawah 5.000 hektar.

Pembangunan pabrik akan berlangsung sekitar 12 bulan hingga 13 bulan. Sehingga pabrik baru itu baru beroperasi pada 2019, karena baru memiliki satu pabrik, saat ini perusahaan menjual hasil panennya ke pabrik-pabrik dari perusahaan tak terafiliasi yang dekat dengan perkebuan milik GOLL.

Rencananya, pabrik anyar tersebut kelak akan dikelola oleh anak perusahaan PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ) atau PT Charindo Palma Oetama (CPO). Dana investasi pembangunan pabrik anyar tersebut akan diambil dari kas perseroan, maupun pinjaman.

Sedangkan analis LBP Enterprises, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan dalam jangka pendek saham-saham emiten CPO bakal terkerek naik, sehingga emiten CPO ini diprediksi akan menangkap peluang tersebut dan memaksimalkan kontrak dalam denominasi dolar Amerika.

"Sektor energi kalau dilihat mayoritas mitra dagang asing sehingga kontraknya dolar. Begitu juga halnya dengan emiten produsen CPO," katanya.

Lucky menambahkan, sektor kelapa sawit patut dicermati oleh investor jangka pendek. Adapun, momentum awal tahun dinilai tepat untuk melakukan akumulasi beli. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru