BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Indonesia siap melawan upaya petisi untuk menerapkan bea masuk anti-dumping terhadap biodiesel asal Argentina dan Indonesia oleh pemerintah Amerika Serikat.

Hal itu ditegaskan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, di Jakarta, belum lama ini menyikapi petisi yang diajukan asosiasi produsen biodiesel AS, National Biodiesel Board, medio pekan lalu, seperti dilaporkan Reuters.

NBB mengajukan petisi kepada pemerintah AS untuk menetapkan bea masuk antidumping atas biodiesel dari Argentina dan Indonesia. Gugatan itu diajukan karena mereka menilai biodiesel dari Indonesia dan Argentina telah membanjiri pasar AS dan telah melanggar perjanjian perdagangan.

National Biodiesel Board menyampaikan petisi itu kepada Departemen Perdagangan AS dan US International Trade Commission dengan mengatasnamakan para produsen biodiesel Negeri Paman Sam yang merasa terganggu dengan melimpahnya impor biofuel dalam beberapa tahun terakhir.

Oke Nurwan mengatakan bahwa sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia, Indonesia tidak akan tinggal diam atas tuduhan dumping terhadap produk biodiesel yang diekspor ke Negeri Paman Sam.

Menurut dia, pihaknya akan bekerjasama dengan asosiasi dan kalangan bisnis untuk menyikapi petisi tersebut.

'Jika pemerintah Amerika menyetujui rekomendasi NBB, pemerintah Indonesia akan bekerjasama dan memberikan data yang dibutuhkan untuk membuktikan bahwa tuduhan tersebut tidak benar,' ujar Oke.

Ia mengatakan Indonesia telah melakukan pendekatan yang sama terkait penerapan BM anti-dumping oleh Uni Eropa.

Total impor biodiesel AS meningkat menjadi 3,5 miliar liter pada 2016, dengan dua pertiga dari jumlah tersebut dipasok oleh Argentina, dan diikuti oleh Indonesia dan Argentina. (NEDELYA RAMADHANI/m)