BORNEONEWS, Sampit - Ratusan Kelompok Tani Dayak Misik yang tergabung dari beberapa desa, Rabu (26/4/2017) melakukan aksi di perkebunan kelapa sawit PT Nusantara Sawit Persada (NSP).

Dalam aksi itu warga yang turun selain berorasi juga membawa sejumlah spanduk yang berisi tuntutan mereka. Di antaranya meminta lahan perusahaan yang di luar HGU agar dimitrakan dan yang berada di dalam perizinan segera membuat plasma minimal 20 persen.

Sucipto, perwakilan manajemen perusahaan mengaku cukup terkejut dengan adanya aksi itu.Ia menyebut kenapa pihak kelompok tani tidak menyampaikan tuntutannya melalui pemerintah daerah. "Kami siap datang bilamana diundang oleh pemerintah daerah untuk memediasi masalah ini," ujar Sucirpto.

Setelah melalui musyawarah pihak perusahaan dengan massa membuat berita acara. Mereka sepakat masalah itu sepakat akan dimediasi di Kecamatan Kota Besi pada 4 Mei 2017.

Sementara itu Koordinator Pendamping dan Advokasi Kelompok Tani Dayak Misik Kotim M Jais Kurdi di hadapan anggota kelompok tani yang datang dari Desa Kandan, Camba, Soren dan Palangan, Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotim berharap kesepakatan itu bisa diketahui oleh semuanya.

"Pada intinya kita sama-sama menunggu hasil 4 Mei 2017 nanti, kita lakukan ibadah dan berdoa semoga mediasi berjalan suskses, karena jika ini terealisasi manfaatnya untuk kita semua," ucap Jais. (NACO/B-10)