Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kawasan Industri Tempenek Obsesi Lama Haji Abdul Rasyid

  • Oleh Nazir Amin
  • 11 Mei 2017 - 11:52 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kawasan industri di Tempenek, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, obsesi lama pengusaha nasional asal Kalteng, Haji Abdul Rasyid AS. Di atas lahan seluas 100 hektare itu, owner Citra Borneo Indah (CBI) Group dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) itu, membangun megaproyek industri sawit, menjadi pengekspor produk jadi berbagai turunan minyak kelapa sawit. Bukan lagi penyuplai Crude Palm Oil (CPO).

"Kami ingin bahan baku CPO yang ada di sini di Kotawaringin Barat, semuanya kita ekspor menjadi produk jadi. Kita masuk refinery, biodiesel, olio, dan sebagainya," kata H Abdul Rasyid AS saat mengajak Direktur BNI Putrama Wahyu Setyawan dan rombongan berkeliling meninjau pembangunan PT Surya Borneo Industri (SBI) di Sungai Tempenek, Rabu (10/5/2017).

Direktur BNI Putrama Wahyu Setiawan dan rombongan berada di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, sejak Selasa (9/5/2017). Tim Bank BNI itu, ingin melihat langsung perkembangan bisnis CBI Group, dan PT SSMS Tbk. Januari 2017, jaringan bisnis H. Abdul Rasyid mendapatkan fasilitas kredit Rp6 triliun dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Fasilitas kredit ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit.

"Kami tertarik dengan semangat Pak Rasyid dalam membangun daerah. Itulah yang membuat BNI terus menjalin kerja sama, sampai hari ini," kata Putrama Wahyu Setyawan.

Melalui bendera PT Surya Borneo Industri (SBI), CBI Group melebarkan sayap usahanya ke sektor hilir dengan membangun komplek industri, yang kelak bisa menampung belasan ribu tenaga kerja, tersebut. Nilai investasi yang digelontorkan untuk pembangunan proyek raksasa berorientasi ekspor ini, mencapai miliaran dolar. Rencana tersebut telah digagas sejak beberapa tahun lalu, dan mulai dibangun sejak 2015.

Haji Abdul Rasyid kepada Borneonews  tahun 2015 memaparkan, di bawah bendera Grup CBI, korporasi lebih fokus pada peningkatan prioritas unggulan daerah. Semangatnya menjadi pemicu peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui kompetensi inti industri berbahan baku daerah, dengan membuka kesempatan kerja bagi warga.

Pengusaha asal Kalimantan Tengah yang tercatat sebagai orang terkaya ke-41 Indonesia versi majalah Forbes 2014 ini, berniat membangun sebuah perusahaan kelapa sawit berbeda dengan perusahaan sawit lainnya. Menurutnya, korporasi harus menjadi entitas bisnis yang terintegrasi untuk membangun daerah, serta memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan begitu masyarakat merasakan perusahaan ada di tengah-tengah mereka.

Di sektor hulu, PT SSMS Tbk, bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, sedangkan PT SBI di sektor hilir beroperasi di bidang industri. Untuk itu semua, mulai dibangun rifenery, biodiesel dan olio di Kumai. Di komplek industri Tempenek itu nanti CPO diolah sampai menjadi barang jadi yang siap jual di retail.

'Kami bercita-cita supaya produk turunan dari kelapa sawit seperti minyak goreng, sabun, sampo dan lain sebagainya diproduksi di sini, di daerah ini, di Kobar,' kata mantan anggota MPR RI (1999'2004) utusan daerah Kalimantan Tengah itu.

Tempenek Kumai

Membangun daerah memang visi dan misi Haji Abdul Rasyid AS. Megaproyek kawasan industri yang tengah dibangun di Sungai Tempenek, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat itu, bukti nyata pengusaha asli daerah Kalteng itu, ingin meciptakan kawasan industri di Bumi arunting Batu Aji.

Pilihan lokasi pembangunan kawasan industri itu, sangat logis. Kawasan yang sebelumnya terkesan 'mati' itu, bakal ramai, dan berkembang. Sungai Tempenek merupakan wilayah strategis untuk cikal bakal daerah kawasan Industri CBI Group itu. Lokasinya dekat dengan pelabuhan tempat tambat kapal.

Dengan ketersediaan bahan baku, dukungan tenaga kerja, H Abdul Rasyid optimistis bisa bersaing di kancah nasional, bahkan internasional, dalam memproduksi berbagai produk turunan crude palm oil (CPO). "Kita ingin bahan baku yang ada di sini di Kotawaringin Barat, semuanya kita ekspor menjadi produk jadi. Kita masuk refinery, kita masuk biodiesel, kita masuk olio, dan sebagainya."

Owner Citra Borneo Indah (CBI) Group dan PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Tbk itu, ingin Kobar tidak hanya menjadi wilayah penyuplai Crude Palm Oil. Tetapi harus menjadi daerah pengekspor produk jadi berbagai turunan minyak kelapa sawit.

"Kita di sini ada pelabuhan, ada tenaga kerja, dan bahan baku kita melimpah. Pembangunan refinery menjadi awal terciptanya kawasan industri di Kobar. Kita sama-sama berdoa saja," katanya saat meninjau kawasan industri Tempenek, Rabu (10/5/2017).

Bahkan dalam presentasinya di depan rombongan Bank BNI, H Abdul Rasyid AS optimistis mampu menciptakan produk dari bahan baku kelapa sawit dan bersaing dengan sejumlah perusahaan besar yang sudah lama eksis di dalam maupun luar negeri.

"Kita ingin menciptakan produk yang mampu bersaing, karena bahan baku minyak sawit itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari manusia. Seperti minyak goreng, biosolar, obat-obatan, bahan baku kosmetik, sampo, sabun, dan berbagai macam produk lainnya yang sudah diciptakan oleh perusahaan seperti Unilever," jelasnya. (NAZIR AMIN/B-2).

Berita Terbaru