Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: CPO Berpeluang Tertahan, Level Support di 2.485

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 05 Juni 2017 - 11:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) pada perdagangan Senin (5/6/2017) berpotensi melanjutkan pelemahannya seiring kembali menguatnya mata uang ringgit.

Selain itu, faktor lainnya yang berpeluang mendorong pelemahan harga CPO adalah kejatuhan harga minyak kedelai Tiongkok dan minyak mentah global, kata analis PT Monex Investindo Futures, Faisyal, dalam risetnya di Jakarta, Senin.

Mata uang ringgit pada Senin pukul 10:13 WIB terpantau menguat sekitar 0,30% di level 4.2660. Mata uang ringgit yang lebih kuat akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk para pemilik mata uang lainnya.

Harga minyak kedelai Tiongkok pada perdagangan Jumat lalu (2/6/2017) turun ke level terendah sejak 2014 di level 5.660. Sedangkan harga minyak WTI ditutup di level $47,74, usai perilisan data dari Baker Hughes yang menunjukkan kenaikan produksi di AS dan penurunan jumlah pengiriman minyak oleh OPEC pada periode Mei.

Faisyal memperkirakan harga CPO memiliki level support terdekat di 2.485, dan bila menembus ke bawah level tersebut, maka harga berpeluang melanjutkan pelemahannya untuk membidik ke level support selanjutnya di 2.450.

"Sementara untuk level resistennya terlihat di area 2.540, dan jika menembus ke atas level tersebut, maka harga berpeluang melanjutkan kenaikannya untuk mengincar level resisten di 2.590," imbuhnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)


TAGS:

Berita Terbaru