Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Nahdlatul Ulama Serukan Jihad Atasi Ketimpangan Ekonomi

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 08 Oktober 2017 - 22:00 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Nahdlatul Ulama (NU) menyerukan jihad (perang) terhadap ketimpangan. Pasalnya, situasi saat ini, jurang sosial antara penduduk kaya dengan warga miskin sudah sedemikian lebarnya. Perlu upaya-upaya mengentaskan kemiskinan jika tidak ingin Indonesia tidak terjerembab pada situasi yang membahayakan bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Penekanan ini menjadi isu sentral yang diusung pada Pra Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) di Palangka Raya, Minggu (8/10/2017).

'NU mendorong pemerintah berjihad mengatasi ketimpangan yang terjadi ini,' kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, usai pembukaan Pra-Munas Alim Ulama.

Caranya, tandas Said, dengan menggalakkan pembangunan inklusif yang berorientasi memajukan kesejahteraan umum dan kemakmuran sebesar-besar Rakyat Indonesia. Bukan hanya sekadar kesejahteraan segelintir orang atau kelompok saja.

Dia mengatakan, meningkatnya ketimpangan akan mengancam sendi-sendi kebangsaan dan menjadi lahan subur atau mudah disusupi gerakan radikal. 'Karena di luar faktor paham keagamaan, ketimpangan ekonomi adalah lahan subur berseminya ekstremisme dan radikalisme. Ini akar masalah yang harus dientaskan,' katanya.

NU melihat, lanjut dia, persoalan ketimpangan telah menjadi ancaman nyata bagi persatuan dan kesatuan nasional. Kekayaan dimonopoli segelintir orang yang menguasai lahan, jumlah simpanan uang di bank, saham perusahaan, dan obligasi pemerintah.

Dengan alasan ini, Munas dan Konbes NU Tahun 2017 akan diselenggarakan di Mataram, NTB, pada 23 hingga 25 November 2017 mendatang mengambil tema 'Menguatkan Nilai-Nilai Kebangsaan Melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga'

'Munas dan Konbes NU 2017 didahului dengan serangkaian kegiatan Pra-Munas akan digelar di tiga tempat yaitu Palangka Raya (8/10/2017), Manado, Sulawesi Utara (27/10/2017), dan Lampung (4/11/217). Kita ingin menggali masukan, untuk kemudian dibahas dan dirumuskan sebagai rekomendasi pada Munas Alim Ulama nanti,' kata Ketua Panitia Nasional, Robikin Emhas. (ROZIQIN/B-11)

Berita Terbaru