Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Diskusi Publik Mengenai Dampak Stunting Terhadap Kualitas SDM dan Upaya Pencegahan

  • 17 Oktober 2017 - 14:10 WIB

BORNEONEWS, Kuala Kurun - Dampak stunting dinilai memengaruhi kualitas SDM, sehingga perlu upaya pencegahan melalui pelibatan multi sektor dan multi stakeholder. Demikian di antara kesimpulan diskusi publik tingkat Kabupaten Gunung Mas mengenai dampak stunting di Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) setempat, Selasa (17/10/2017).

"Balita usia 0-59 yang memikiki kasus pendek dan sangat pendek di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 33,3%. Angka tertinggi di Kabupaten Barito Timur 50,0%. Sedangkan Kabupaten Gunung Mas menempati urutan keenam, dengan persentase 32,8%," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gumas Maria Efianti yang membuka acara tersebut.

Dia menyampaikan, faktor pemicu terjadinya stunting di antarannya kurang gizi dalam waktu yang lama (kurang gizi kronis), kurang higinitas, pola rawat anak kurang tepat (misalnya kurang beragam asupan makanan, kurangnya pemberian makanan, kurangnya gizi ibu). Kemudian, dekatnya jarak antara kelahiran, kurangnya pemberian ASI (air susu ibu) eksklusif. Perilaku BAB di ruang terbuka, serta kurangnya ketersediaan pangan rumah tangga.

"Padahal dampak stunting pada anak rentan terhadap kesakitan dan infeksi, terhambatnya pertumbuhan fisik, terhambatnya perkembangan intelegensi dan pengetahuan/kognitif, minimya prestasi belajar dan pendeknya usia periode sekolah," terang dia.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif PKBI Provinsi Kalimantan Tengah Mirhan mengingatkan, supaya semua pihak memperhatikan terkait gizi anak sejak dalam kandungan atau 1000 hari awal kehidupan. Dengan demikian dapat mencegah stanting dan kurang kurang gizi. Dengan demikian, kehidupan akan lebih baik. (EPRA SENTOSA/B-5)

Berita Terbaru