Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Data Kasus Malaria di Barito Utara Dari 2012-2018

  • Oleh Ramadani
  • 30 November 2018 - 18:02 WIB

BORNEONEWS, Muara Teweh - Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara H Siswandoyo menyampaikan dengan adanya laporan yang disampaikan tentang adanya kejadian penyakit malaria yang terjadi pada kabupaten Barito Utara, maka perlu adanya kerja sama antara Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Pemerintah Kabupaten Barito Utara.

Dengan laporan yang sudah diterima maka harapan ke depannya antar sektor dapat melakukan identifikasi, eliminasi dan kemudian melakukan evaluasi kembali terhadap kasus yang terjadi terkhusus penyakit malaria.

“Dengan adanya kerja sama nantinya diharapkan akan menghasilkan output berupa SDM yang berkualitas dalam penanganan kasus penyakit malaria, sehingga kedepannya akan menurunkan bahkan menghilangkan kasus malaria, terutama di daerah pedesaan,” kata Siswandoyo, Jumat (30/11/2018).

Dikatakannya, kasus dan Annual Paracite Insidence (API) atau insiden parasit tahunan malaria di Kabupaten Barito Utara sejak tahun 2012-2018. Pada 2012 kasus malaria ditemukan 186 kasus (API 1,49).

Kemudian pada 2013 sebanyak 78 kasus (API 0,61), pada 2014 ditemukan sebanya 42 kasus (API 0,32), dan pada 2015 ditemukan 23 kasus (API 0,18).

Selanjutnya pada 2016 ditemukan 16 kasus (API 0,13), pada 2017 ditemukan sebnayak 22 kasus (API 0,22) dan pada 2018 ditemukan 6 (enam) kasus (API 0,05).

Sedangkan kasus malaria pada 2017 sejak Januari hingga Desember 2017 hanya 22 kasus yang ditemukan dan tahun ini sejak Januari-Desember 2018 ditemukan sebanyak 16 kasus malaria.

Lebih lanjut Siswandoyo mengatakan untuk malaria Knowlesi Kabupaten Barito Utara 2015-2018 ada 8 (delapan) kasus.

“Malarai Knowlesi ini pada 2015 ditemukan sebanyak dua orang dari Desa Paring Lahung Kecamatan Montalat dan Desa Luwe Hulu Kecamatan Lahei Barat,” katanya.

Di tahun 2016 kembali ditemukan satu orang yang terkena malarai Knowlesi ini berasal dari Desa Benaning. Pada tahun 2017 ditemukan tiga kasus malarai Knowlesi yang berasal dari Desa Lemo I Kecamatan Teweh Tengah, Desa Ipu/Benao dan Desa Luwe Hulu Kecamatan Lahei Barat.

Pada 2018 kembali ditemukan tiga kasus malaria Knowlesi di Desa Karamuan KM 32, Desa Pendreh dan Desa Nihan Hilir KM 25 RT 10. “Penularan penyakit ini berasal dari indigenous,” katanya. (RAMADHANI/B-6)

Berita Terbaru