Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Ada Indikasi Sinyal Positif Bagi Emiten Perkebunan

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 25 Januari 2019 - 06:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Penguatan harga minyak sawit mentah (CPO) belakangan ini mengindikasikan sinyal positif bagi emiten perkebunan.

"Kenaikan harga CPO akan meningkatkan harga saham emiten sawit. Secara umum, jika harga komoditas membaik, saham komoditas akan ikut naik," kata Kepala Riset Narada Aset Manajemen, Kiswoyo Adi Joe, dalam risetnya akhir pekan ini.

Kiswoyo menilai, harga CPO ditopang oleh beberapa faktor. Pertama, penerapan kebijakan biodiesel B20 di Indonesia dan B10 di Malaysia. 

"Untuk di Indonesia tampaknya akan ditingkatkan menjadi B30 dan B20 di Malaysia," papar dia.

Selain itu, rencana replanting perkebunan sawit rakyat tahun ini bisa menjadi pendorong peningkatan permintaan CPO. 

"Hal ini karena perkebunan rakyat 40% dari total kebun sawit di Indonesia. Kalau replanting bisa sampai 50%, produksi akan merosot sehingga harga akan naik," ujar Kiswoyo.

Faktor lainnya, lanjut Kiswoyo, kekeringan yang akan melanda Indonesia pada tahun ini. 

"Jika tahun ini kekeringan, berarti tahun depan panennya akan berkurang sehingga menekan supply," tuturnya.

Kiswoyo memprediksi harga CPO akan berada di level support-resistance sekitar RM2.000 hingga RM2.500 sampai akhir tahun ini.

Untuk saham emiten CPO, Kiswoyo merekomendasikan saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) dengan target harga Rp300, saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) dengan target harga Rp150, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga Rp1.800, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp15.000 sampai akhir tahun ini. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru