Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Peringati Hari Bumi, Pelajar SD dan SMP di Desa Pendreh Pungut Sampah

  • Oleh Ramadani
  • 09 Mei 2019 - 16:14 WIB

BORNEONEWS, Muara Teweh- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Barito Utara memperingati Hari Bumi di Desa Pendreh, Kecamatan Teweh Tengah, Kamis, 9 Mei 2019.

Kegiatan itu melibatkan murid SD dan SMP serta guru dan komunitas peduli bumi, serta aparat desa dengan jumlah ratusan peserta.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Utara Suriawan Prihandi mengatakan, rangkaian kegiatan yang dilaksanakan antara lain penyuluhan tentang lingkungan persampahan, penghijauan, dan hemat energi.

Kemudian pembagian botol minuman, sebagai upaya mengurangi pemakaian barang sekali pakai (khususnya barang/benda dari bahan plastik).

Selanjutnya, kerja bakti pungut sampah plastik di area sekolah seperti SDN  I Pendreh dan SMPN 11 Muara Teweh dan jalan desa.

"Dari hasil kegiatan kerja bakti itu diperoleh kurang lebih 40 kantong besar. Penanaman bibit pohon di area sekolah, puskesmas, masjid, dan gereja dengan jumlah bibit pohon sebanyak 63 batang terdiri angsana, trembesi, bintaro, sawo, dan pucuk merah," terang Suriawan.

Menurutnya, Hari Bumi pertama kali diperingati pada 22 April 2019 yang dipelopori oleh Gaylord Nelson, seorang dosen lingkungan hidup di Amerika Serikat.

Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Barito Utara melaksanakan peringatan Hari Bumi untuk yang ke tiga kalinya yakni 2017, 2018 dan 2019. Tema tahun ini yaitu kurangi sampah, tanam pohon, dan hemat energi.

Untuk diketahui, beberapa tahun terakhir kondisi lingkungan secara global telah mengalami perubahan kearah yang lebih menurun, baik oleh kejadian pencemaran maupun kerusakan lingkungan hidup. Ditambah dengan fenomena Global Warning yang kian terasa, antara lain cuaca yang tidak menentu, sehingga bencana banjir dan kekeringan silih berganti.

Semua diakibatkan oleh kegiatan manusia dalam mengeksploitasi alam, baik kegiatan pembukaan hutan, penambangan maupun industri. Dari kegiatan tersebut akan menyumbangkan Gas Rumah Kaca (GRK) ke atmosfer, sebagai pemicu terjadinya pemanasan global. (RAMADANI/B-3)

Berita Terbaru