Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kongres PSSI: Persaingan Iwan Bule, La Nyalla, dan Kubu 9

  • Oleh Teras.id
  • 02 November 2019 - 06:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sembilan calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 menuding bahwa kongres pemilihan PSSI pada 2 November 2019 berat sebelah. Mereka menduga ada salah satu calon yang diuntungkan dan kental dengan permainan uang yang melibatkan pemilik suara (voters). 

Sembilan calon ketua umum PSSI ini atau kubu 9 ialah Fary Djemy Francis, Vijaya Fitriyasa, Yesayas Oktavianus, Rahim Soekasah. Lalu Arif Putra Wicaksono, Aven Hinelo, Benny Erwin, Bernhard Limbong dan Sarman El Hakim.

Indikasi kecurangan, menurut mereka, misalnya agenda debat yang sejatinya digelar pada Kamis (31 Oktober), dibatalkan. Padahal, tim sembilan menilai bahwa debat tersebut sangat penting sebagai jalan bagi para calon ketua untuk meraih perhatian para voter.

Calon Ketua Umum PSSI, Benhard Limbong, mengaku pesimistis mampu meraih suara mayoritas dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Shangri-la, Sabtu, 2 November 2019. Mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI ini menduga tradisi lama untuk pemilihan ketua umum masih digunakan oleh para pemilik suara atau voters. "Semacam money politic-ku lihat begitu," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 1 November 2019.

Awalnya, kata Benhard, lebih dari 10 voters PSSI telah membangun komitmen memberikan dukungan dalam kongres. Ia mengatakan, sebenarnya tak mau menuduh macam-macam kepada voters yang telah membangun komitmen.

Namun, dia melanjutkan, menjelang KLB mereka sulit dihubungi. "Ada apa? Kemarin-kemarin yang bersangkutan hubungi terus, tiba-tiba dihubungi enggak bisa lagi," kata Benhard.

Salah satu dari kubu sembilan, Fary Djemy Francis, menduga ada oknum Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang ingin memenangkan salah satu calon ketua umum di kongres. "Terindikasi kuat adanya operasi senyap," kata Fary, Jumat, 1 November 2019.

Para kandidat Ketum juga merasa tidak mendapatkan medium untuk mendekatkan diri kepada para voter. Debat yang bisa menjadi cara untuk menarik perhatian voter malah dibatalkan.

"Jika sudah begini, maka federasi kita, PSSI dan sepak bola Indonesia secara keseluruhan, dalam kondisi bahaya dan akan makin parah jika tidak ada perbaikan untuk menuju perubahan," kata Fary.

Sembilan calon ketua umum PSSI pun menaruh harapan kepada para voter. Mereka berharap para pemilik hak suara bisa menggunakan hati nurani.

Berita Terbaru