Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2020

  • Oleh Penulis Opini
  • 19 Desember 2019 - 22:52 WIB

BORNEONEWS - Data ekonomi global menunjukan tren pelemahan ekonomi yang semakin dalam karena pesimisme yang ditimbulkan oleh perang dagang Amerika Seniat (AS)-Cina yang berkepanjangan.

Ekonomi AS yang saat dimulamya perang dagang di 2018 tumbuh 2,9 persen, di 2019 hanya tumbuh 2,3 persen dan 2020 kemungkinan hanya 2,0 persen. Angka indeks manufaktur AS di November 2019 hanya berada di level 48.

Artinya di bawah level 50 selama 4 bulan berturut-turut. Jadi, perang dagang yang diciptakan Trump ternyata berdampak buruk bukan hanya pada ekonomi Cina, tapi juga ekonomi AS. Pertumbuhan ekonomi Cina bahkan diprediksi pada 2020 turun menjadi 5,8 persen.

Pasar obligasi di AS sudah merefleksikan perlambatan ekonomi yaitu dengan turunnya imbal basil (yield) surat utang jangka panjang Pemerintah AS (Trea-sury Bonds) dalam satu tahun terakhir dan 30 persen di Oktober 2018 ke 1,7 persen di Desember 2019.

Tapi pasar saham di AS tampaknya masih "terlena" karena indeks saham Dow Jones tentu meningkat. Mungkin investor berharap penurunan saint bungs AS akan mampu mengobati kelesuan ekonomi AS.

Outlook ke depan yang kita harus perhatikan di kuartal 1-2020 apakah Trump akan menurunkan tensi perang dagng atau bahkan semakin kencang menekan Cina. Artinya dia tidak peduli dampaknya pada resesi ekonomi AS.

Jika Trump meneruskan perang dagang, maka perlambatan ekonomi AS pada akhirnya akan menyebabkan penurunan pasar saham di AS dan ini akan berdampak semakin buruk pada kondisi pasar saham di negara berkembang.

Beberapa ekonom internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan turun lagi dari 2,9 persen di 2018 menjadi 2,3 persen di 2019, dan 2,0 persen di 2020. Di Eropa kondisi juga tidak menggembirakan.

Jerman sebagai ekonomi terbesar di Eropa menunjukkan angka Indeks Manufacturing Orders yang menurun. Cina sebagai negara dengan ekonomi kedua terbesar di dunia, pertumbuhan ekonominya terus menurun dari 6,6 persne di 2018 menjadi 6,2 persen tahun ini, dan diperkirakan turun ke 6,0 persen di 2020, bahkan mungkin jadi 5,8 persen.

Proyeksi terkait ancaman resesi ekonomi global 2020 tidak hanya dikemukakan Bank Dunia, namun juga oleh IMF dan The Fed. Faktor pemicu kemungkinan resesi ekonomi global di 2020 antara lain belum berakhirnya perang dagang AS vs Cina, serta menegangnya hubungan perdagangan AS dengan beberapa negara seperti Perancis, Canada dan Meksiko.

Berita Terbaru