Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menteri Suharso Dorong Proses Perizinan Cukup 1-2 Menit

  • Oleh Tim Borneonews
  • 19 Desember 2019 - 23:52 WIB

BORNEONEWS, Jakarta – Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berkaca pada pengalaman selama ini, perizinan dibidang investasi kerap terlambat dibandingkan negara-negara lain, sehingga membuat angka kemudahan berinvestasi di Indonesia cukup tertinggal dibandingkan negara lain.

“Kita harus melihat pengalaman negara lain. Seperti bapak presiden katakan, semua boleh kecuali jenis usaha yang dilarang. Kita lihat paling dikhawatirkan itu kan perizinan, ancamannya itu ada beberapa, pidanakan. Bagaimana kalau itu diubah perdata, atau administrasi saja dan seterusnya, kecuali mereka usaha jualan beras palsu, membunuh orang, itu mungkin berbeda. Tapi kalau cuma kesalahan yang sifatnya transaksi bisnis yang biasa, umum, harusnya bisa dilakukan perubahan,” ujarnya dalam sambutannya dalam Seminar Penyempurnaan Hukum Ekonomi untuk Mendukung Kemudahan Berusaha, di Gedung Bappenas, Kamis 19 Desember 2019.

Selama ini kemudahan untuk berusaha masih dikeluhkan dari sisi pengurusan perizinan. Untuk itu Menteri Suharso mendorong proses perizinan usaha dipermudah alias tidak berbelit-belit. Apalagi ada unsur kesengajaan untuk mempersulit investor.

“Kalau bisa orang cuma dalam waktu 1 menit, 2 menit, itu selesai. Hitungannya hari sudah terlalu lama sekarang. Apalagi kalau investasi, kalau datang langsung silakan. Investasi harus dilihat jika datang menciptakan lapangan di dalam negeri,” ungkapnya.

Berkaca pada sulitnya perizinan, terlebih di bidang investasi, membuat Indonesia tertinggal dalam kemudahan berinvestasi.

Hal itu terlihat dari indeks kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business/EoDB) yang dirilis Bank Dunia, yaitu Indonesia memperoleh nilai 69,6 dari 100 dan menempati peringkat ke-73 dari 190 negara.

Peringkat tersebut tidak berubah dibandingkan perolehan pada 2019, meski dari perolehan nilai meningkat 1,64 poin.

Indonesia juga tercatat berada di posisi kelima terendah di ASEAN dalam EoDB 2020. Di ASEAN, hanya tiga negara yang masuk dalam peringkat 25 terbesar untuk kemudahan berbisnis.

Negara tersebut adalah Singapura yang berada di peringkat kedua dengan skor 86,2, Malaysia di peringkat 12 dengan skor 81,5, dan Thailand di peringkat 21 dengan skor 80,1.

Menteri Suharso menambahkan pemerintah saat ini sedang mempersiapkan model perizinan dengan mekanisme digital.

Berita Terbaru