Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Penyiram Air Keras Novel Baswedan Salah Artikan Makna Korsa

  • Oleh Inilah.com
  • 02 Januari 2020 - 18:06 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Dua polisi pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, RM dan RB dianggap telah salah mengartikan semangat korsa Polri. Aksi penyiraman air keras itu, bukanlah bentuk panggilan jiwa korsa.

Menurut PenelitiInstitute for Security and Strategic Studies(ISESS) Khairul Fahmi, Jiwa korsa tak boleh jadi alasan untuk perbuatan yang jelas tidak memberi contoh baik bagi masyarakat luas.

RM dan RB menyiram Novel dengan cairan aki bekas pada April 2017. Polisi menangkap keduanya selang 2,5 tahun setelah peristiwa penyerangan. RM sempat melontarkan pernyataan kepada wartawan bahwa Novel adalah pengkhianat. Sejumlah pengamat menilai pernyataan RM itu dilatarbelakangi semangat Korsa Polri.

"Tentu saja implementasi yang benar dari jiwa korsa tak seperti itu," kata Khairul kepada wartawan, Kamis (2/1/2020).

Khairul berpendapat sebenarnya tidak ada yang salah dari semangat korsa. "Masalahnya adalah penerapan yang membabi-buta. Wajar saja, indoktrinasi dan ideologisasi memang tak membutuhkan keberpikiran," ucapnya.

Sebab itu, kata dia, jiwa korsa kemudian ditangkap semata-mata soal keseragaman, kekompakan dan solidaritas. Tanpa melihat, apalagi menelaah kondisi obyektif secara kritis.

"Pokoknya hantam dulu, sikat dulu. Apalagi ketika ada keyakinan bahwa kehormatan korps telah tercoreng, lembaga telah dipermalukan," ujarnya.

Apalagi, menurutnya, jika korbannya dianggap sebagai bagian dari dirinya, maka cap pengkhianat langsung melekat, tanpa melihat duduk perkara.

"Dan pembalasan atau penghukuman dianggap layak dan setimpal dilakukan pada siapapun yang telah mempermalukan, menghina apalagi mengkhianati," ungkapnya.

Lebih lanjut Khairul mengatakan, Jiwa korsa selalu menjadi klaim dan pembenaran ketika suatu peristiwa, entah itu bentrok antarsatuan, antarinstitusi, bahkan kekerasan yang melibatkan personel-personel satuan tertentu terhadap pihak di luar kesatuannya atau bahkan masyarakat umum.

Berita Terbaru