Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Di DK PBB, Indonesia Imbau Penghentian Aksi Sepihak di Timur Tengah

  • Oleh ANTARA
  • 11 Januari 2020 - 11:40 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB yang dilaksanakan di New York, AS, Kamis (9/1), Indonesia mengimbau penghentian aksi sepihak atau unilateral yang dinilai melanggar Piagam PBB, termasuk yang terjadi di Timur Tengah.

Pertemuan dilangsungkan dengan mata agenda “Menjunjung tinggi Piagam PBB untuk Menjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional” dimana banyak negara menggunakan kesempatan itu untuk menyatakan kekecewaan atau imbauan atas perkembangan multilateralisme saat ini.

“Kita memasukkan poin-poin penting diantaranya penghormatan terhadap prinsip-prinsip multilateral, tidak saling menyerang, agar tidak terjadi eskalasi konflik. Kita bicara semua kejadian itu termasuk di Timur Tengah,” ujar Wakil Tetap RI untuk PBB di New York Dian Triansyah Djani saat ditemui di Jakarta, Jumat (10/1) malam.

Diwakili oleh Wakil Watap RI untuk PBB Muhsin Syihab, dalam pertemuan itu Indonesia menyoroti tiga poin utama diantaranya, penghentian tindakan sepihak yang melanggar Piagam PBB. Sebaliknya, Indonesia mendorong dilakukannya dialog dan penyelesaian perselisihan melalui secara damai.

Menurut pandangan Indonesia, penggunaan kekuatan tidak pernah menjadi solusi atas suatu konflik.

Karena itu, Indonesia mengirim satu pesan yang jelas agar pihak-pihak yang berkonflik dapat segera menghentikan eskalasi, saling menahan diri, dan memperbarui dialog.

Kemudian, Indonesia mengimbau seluruh negara untuk setia menerapkan Piagam PBB melalui komitmen terhadap multilateralisme.

“Tidak ada negara---tidak peduli seberapa kuat---yang dapat secara efektif mengatasi tantangan global sendiri,” kata Muhsin seperti disampaikan dalam salinan pernyataan RI dalam debat terbuka DK PBB.

Indonesia menegaskan bahwa kolaborasi dan dialog yang inklusif dan saling menguntungkan antarnegara sangat dibutuhkan untuk membangun multilateralisme.

Situasi keamanan global kembali memanas baru-baru ini pascaterbunuhnya petinggi militer Iran Qassem Soleimani dalam serangan udara yang dilancarkan AS. Soleimani tewas akibat serangan pesawat tanpa awak AS saat ia berkunjung ke Baghdad, Irak, 3 Januari lalu.

Pascakematian Soleimani, Iran melancarkan serangan balasan ke sejumlah basis militer AS di Irak pada Selasa (7/1) malam dan Rabu (8/1) pagi. Sedikitnya terdapat 15 rudal yang ditembakkan dari Iran ke basis militer AS di Irak pada Selasa dan sembilan lainnya pada Rabu.

Berita Terbaru