Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Inflasi Diprediksi Stabil Walau Iuran BPJS dan Cukai Rokok Naik

  • Oleh Teras.id
  • 27 Januari 2020 - 12:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ekonom yakin inflasi awal tahun bakal terjaga meskipun ada kenaikan administered prices. Ekonom Bank Permata Josua Pardede, misalnya, mengatakan inflasi cenderung terjaga meskipun didorong oleh kenaikan inflasi diatur pemerintah seperti kenaikan tarif cukai rokok dan iuran BPJS Kesehatan sejak awal tahun ini.

Kenaikan harga juga terbilang stabil meski sudah melewati masa panen raya kedua sekitar Oktober tahun lalu. 

"Hal ini juga didorong oleh pengelolaan stok pangan yang didukung oleh koordinasi Kementan, Kemendag dan Bulog," kata Josua, Ahad, 26 Januari 2020.

Stok pangan strategis seperti beras yang merupakan komoditas pangan pokok konsumsi domestik, menurut Josua, diperkirakan mencukupi hingga Maret 2020. Hal ini mengindikasikan harga pangan beras dan komoditas pangan strategis lainnya diperkirakan tetap stabil hingga jelang panen raya pada Maret atau April.

Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Nasional dan Daerah juga perlu terus diperkuat dengan pemantauan ketersediaan pangan untuk tiga bulan kedepan yang dilakukan secara berkala. Selain itu, mengingat curah hujan cenderung meningkat dari sejak akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, monitoring stok pangan perlu dilakukan lebih intensif.

Jika ada penurunan produksi pangan, menurut Josua, maka diperlukan langkah-langkah stabilisasi melelui operasi pasar oleh Bulog untuk meredam potensi kenaikan harga. Oleh karena itu ia pun yakin bahwa inflasi 2020 diperkirakan tetap stabil dan dalam target sasaran inflasi Bank Indonesia.

Hal senada disampaikan Ekonom CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet. Ia mengatakan pola hujan yang tidak merata di seluruh Indonesia membuat harapan pasokan pangan masih akan tercukupi.

Sejumlah sentra panen tanaman strategis, menurut dia, juga belum tentu terkena dampak musim hujan. “Namun jika berbicara inflasi pada bulan-bulan berikutnya maka ada potensi inflasi juga dari dampak gagal panen karena musim hujan,” kata Yusuf.

Selain musim hujan, Yusuf juga menyebut potensi kenaikan inflasi beberapa bulan mendatang bersumber dari kenaikan tarif cukai rokok. Hal ini mengingat proporsi pengeluaran rokok merupakan pengeluaran rata-rata terbesar kedua setelah makanan dan minuman jadi pada kelompok bahan pangan.

Badan Pusat Statistik juga mengatakan, proporsi pengeluaran masyarakat untuk konsumsi rokok mencapai sekitar 12 persen. “Maka di Desember lalu, inflasi rokok tergabung dalam kelompok bersama makanan minuman jadi, tembakau, mencapai 0,29 persen (mtm). Bulan ini saya prediksi bisa berada pada kisaran 0,3 persen sampai 0,4 persen,” tuturnya.

Berita Terbaru