Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Terpaksa Jual ke Tengkulak, Hasil Pertanian Warga Selatan Kotim Tidak Mampu Diserap

  • Oleh Naco
  • 17 Mei 2020 - 16:01 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Rudianur mengaku sedih. Pasalnya pemerintah kabupaten tidak mampu menyerap hasil pertanian warga di daerah selatan.

Padahal itu kata dia merupakan cadangan beras untuk warga Kotim dalam jangka panjang di tengah kondisi wabah seperti ini.

Rudianur mengungkapkan hampir setiap hari warga menjual kepada tengkulak dari luar daerah beras hasil produksi mereka itu.

"Puluhan ton beras itu keluar dari Kotim ini setiap harinya. Karena pemerintah kabupaten tidak bisa menyerap hasil petani kita itu," kata Rudianur, Minggu, 17 Mei 2020.

Kondisi itu sangat disayangkan, padahal dianggarkan Rp10 miliar untuk menyerap beras lokal ini, sehingga beras itu tidak keluar daerah.

“Padahal lalu janji pemerintah membeli beras masyarakat itu, tapi tidak terealisasi hingga saat ini. Begitu beras sudah habis baru mau membeli, harusnya sekarang amankan beras itu bagikan ke masyarakat kita," tegasnya.

Politisi Golkar ini menyebutkan ketidakmampuan pemerintah kabupaten untuk merealisasikan janji menyerap beras lokal ini sangat disayangkan. Padahal hanya memerlukan anggaran Rp 10 miliar.

"Beberapa waktu lalu saya mendorong agar pemkab beli beras itu, kemudian dibagikan sebagai sembako dari pemerintah kepada warga hingga ke pelosok. Tapi nyatanya kini beras dari daerah sentra produksinya justru dibeli pengusaha dari Kalimantan Selatan dan daerah lainnya," tandasnya.

Selain itu dia sebagai petani tidak bisa disalahkan. Mereka sangat perlu uang sehingga siapapun yang membeli beras mereka akan jual.

Rudianur menilai pemerintah memang sudah sukses menggenjot produksi beras. Namun sayangnya penyerapan dan pemasaran beras di tingkat lokal masih belum dilakukan. (NACO/B-6)

Berita Terbaru