Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Petugas DPKH Kobar Cek Kesehatan Hewan Kurban di Lokasi Penyembelihan

  • Oleh Wahyu Krida
  • 31 Juli 2020 - 14:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Untuk memastikan daging kurban yang diterima masyarakat dalam kondisi sehat dan layak konsumsi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melakukan pengecekan di lokasi penyembelihan hewan kurban, Jumat, 31 Juli 2020.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) DPKH Kobar Haryo Prabowo mengatakan sejak hari H Idul Adha sekitar 80 petugas berkeliling mengecek kesehatan hewan kurban sebelum dan pasca-penyembelihan.

"Ada dua kali pemeriksaan yang dilakukan yaitu ante mortem sebelum di potong dan post mortem atau pasca pemotongan," jelas Haryo Prabowo.

Menurut Haryo Prabowo, dalam pemeriksaan ante mortem pihaknya mengecek kesehtaan hewan kurban.

"Apakah pada tubuh hewan terdapat luka atau tidak. Kalau cuma luka lecet biasa tentunya masih bisa ditolerir. Selain itu tanduk hewan kurban dan bagian tubuh hewan kurban lainnya. Sehingga proses penyembelihan hewan kurban sesuai dan memenuhi syariat Islam," jelas Haryo Prabowo.

Dalam pemeriksaan tersebut, menurut Haryo Prabowo, petugas juga melakukan pengecekan apakah ada sapi betina produktif yang dalam kondisi bunting.

"Karena bila ditemukan ada sapi betina produktif yang dalan kondisi bunting kami imbau ke panitia untuk tidak dijadikan hewan kurban," jelas Haryo Prabowo.

Kemudian, lanjut Haryo Prabowo, dalam pemeriksaan  post mortem petugas  akan mengecek bagian  jeroan dan daging.  

"Karena biasanya jeroan itu menggambarkan kesehatan ternaknya. Jika ada yg membahayakan atau kurang baik untuk di konsumsi kita akan sarankan kepada panitia untuk tidak di distribusikan atau dikubur," jelas Haryo Prabowo.

Haryo Prabowo juga mengatakan, misalnya dibagian hati ditemukan parasit cacing hati tentunya nagian tersebjt juga harus dikubur.

"Jangan sampai bagian yamg terkontaminasi tersebit terdistribusi dan berpotensi secara tidak sengaja terkonsumsi masyarakat," jelas Haryo Prabowo.(WAHYU KRIDA/B-7)

Berita Terbaru