Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Terapkan Konsep Bayar Seiklasnya, Pemilik Warung Kopi ini Mengaku Tidak Pernah Merugi

  • Oleh Wahyu Krida
  • 24 Agustus 2020 - 16:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Konsep Ade Septian (39), pemilik Warung Kopi Ikhlas yang berlokasi di Jalan H.M Rafii depan Perum Cemara Permai RT 16 Pasir Panjang, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) memang unik. Walaupun menerapkan sistem pembayaran seikhlasnya, namun dia tidak pernah merugi.

Kepada www.borneonews.co.id, Senin, 24 Agustus 2020, Ade menceritakan alasannya mendirikan warung kopi dengan konsep membayar secara sukarela ini.

"Tujuan saya sebenarnya sederhana. Ada warung tempat nongkrong minum kopi yang bisa dinikmati semua orang. Mau dia punya uang atau tidak," jelas Ade Septian.

Bapak lima anak ini menceritakan, walaupun menerapkan sistem pembayaran kopi secara sukarela, namun usaha yang digelutinya selama 5 bulan ini tidak pernah merugi.

"Memang ada saja pengunjung yang tidak membayar kopi lantaran tidak punya uang atau ketinggalan. Tetapi banyak juga pengunjung yang sengaja bayar lebih dari harga kopi yang diminumnya. Jadinya seperti subsidi silang," jelas Ade Septian.

Saat ditanyakan apakah merasa kesal bila ada pengunjung yang memesan kopi namun pergi tanpa membayar, dengan tegas ia menyatakan tidak.

"Lha, dari awal konsepnya adalah bayar seiklasnya. Bila saya marah atau kesal, artinya saya yang salah. Namun Alhamdulillah, sebagian besar pengunjung selalu membayar kopi yang dinikmati. Malahan sering pembeli sengaja membayar lebih," ujarnya.

"Jadi bisa dikatakan saya tidak pernah merugi dalam menjalankan warung dengan konsep seperti ini. Karena saya yakin rezeki yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak pernah tertukar," jelas Ade Septian.

Ade Septian juga mengaku tidak pernah membereskan dagangan lain miliknya seperti mie instan bila warungnya tutup.

"Siapa tahu ada orang yang kebetulan lapar namun tidak punya uang untuk membeli sebungkus mie instan. Jadi bila ada yang mengambilnya untuk makan tentunya saya ikhlaskan. Namun hingga saat ini mie instan dan lain sebagainya tidak pernah hilang walaupun saya taruh diluar. Namanya saja warung kopi Ikhlas, jadi saya harus konsekuen dengan nama ini," jelas Ade Septian.

Menurut Ade Septian, ia juga merencanakan untuk melakukan konsep pembayaran unik bila nantinya warung kopi miliknya ramai pengunjung.

"Rencananya saya akan menyiapkan kotak pembayaran. Jadi bila ada yang ngopi atau makan di warung saya dan merasa tidak memiliki uang yang cukup, silakan masukkan ke kotak bayar tersebut. Jadi penikmat kopi di warung saya tidak merasa malu atau segan," jelas Ade Septian. (WAHYU KRIDA/B-11)

Berita Terbaru