Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kemenperin Dorong Produk IKM Miliki Daya Saing Pasar

  • Oleh ANTARA
  • 09 September 2020 - 10:15 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian mendorong pelaku usaha kecil mikro, khususnya kerajinan batik agar menghasilkan produk yang memiliki daya saing tinggi di pasaran dengan mengikuti kemajuan teknologi.

"Pada masa sulit seperti sekarang, upaya adaptasi maupun bertahan dari perubahan pasar menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para pelaku IKM," kata Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka Kementerian Perindustrian E. Ratna Utarianingrum di Pekalongan, Selasa.

Ia menegaskan pelaku bisnis baik di bidang industri maupun jasa merasakan dampak yang signifikan dengan kondisi sekarang ini sehingga mereka harus terus melakukan inovasi agar usahanya mampu bertahan.

Kendati demikian, kata dia, meski pada kondisi yang masih sulit, namun perkembangan segmen pasar khususnya kain dan produk batik justru semakin luas, baik secara usia maupun kelas sosial.

"Produk batik telah bermetamorfosis menjadi berbagai produk busana, kerajinan, dan dekorasi rumah yang memiliki nilai tambah tinggi.

Selain itu, sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) juga merupakan salah satu sektor industri padat karya," katanya.

Ratna Utarianingrum mengatakan Kemenperin telah melakukan berbagai kegiatan yang bersifat pembinaan dan pendampingan secara daring yang bertujuan memberikan kiat- kiat dan teknik bagi para pelaku IKM agar dapat bertahan dan mengembangkan bisnisnya.

Sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap pelaku IKM melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah menyerahkan bantuan mesin dan bimbingan teknis pada 25 IKM Pekalongantrian agar usaha mereka terus tumbuh dan berkembang.

"Berdasar data BPS, profil usaha mikro dan kecil sebanyak 831.269 unit. Adapun kinerja ekspornya pada periode Januari 2020 hingga Juni 2020 telah mencapai 3,38 miliar dolar AS," katanya.

ANTARA

Berita Terbaru