Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BPTJ: Pandemi Ubah Kultur Bertransportasi Publik

  • Oleh ANTARA
  • 30 September 2020 - 19:55 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Polana B. Pramesti sepakat bahwa pandemi COVID-19 dapat menjadi faktor pendorong perubahan kultur bertransportasi publik.

Polana dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan perubahan tersebut terjadi karena adanya partisipasi semua pihak, tidak terkecuali kesadaran para pengguna transportasi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu dalam melaksanakan protokol kesehatan.

"Pemerintah berterima kasih atas partisipasi dan kesadaran yang semakin meningkat di kalangan pengguna transportasi," ujarnya.

Sebelumnya, pengamat transportasi, Yayat Supriatna yang menjadi nara sumber di webminar "Langkah Sehat di Masa Pandemi COVID-19” pada Senin (28/9), mengatakan kini masyarakat lebih teratur mengantre, disiplin menggunakan masker, tidak mengobrol saat berada di bus, kereta KRL atau MRT, serta jaga jarak di bus atau kereta api.

Menurut dia, jika transportasi dikelola dengan baik serta mendapat arahan yang jelas, ternyata bisa mendorong perubahan. “Artinya, pandemi telah mendorong struktur yang membangun atau mengubah kultur."


Menurut Polana, kerja keras pemerintah dalam menyusun regulasi dan menerapkan protokol kesehatan bersama operator dan stakeholder lainnya, membuahkan hasil meski proses yang dilalui tidak mudah.

Pemerintah akan terus menyikapi kondisi ini dengan berbagai langkah yang diharapkan mendorong perubahan positif lainnya, misalnya implementasi kebijakan transportasi ramah lingkungan dengan mendorong peningkatan penggunaan Non Motorized Transportation (NMT).

"NMT, dimanapun di dunia ini, sebenarnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari urban transport, hanya saja di Indonesia, khususnya di Jabodetabek belum terlalu memasyarakat," kata Polana.

Kondisi saat ini memberikan peluang berjalan kaki dan bersepeda menjadi pilihan untuk jarak yang terjangkau dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

”Pemanfaatan NMT juga dapat dilakukan pada tahapan first mile maupun last mile saat menggunakan angkutan umum massal,” tutur Polana.

Berita Terbaru