Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tigray dan Ancaman Perang Saudara di Ethiopia

  • Oleh ANTARA
  • 15 November 2020 - 10:02 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Konflik bersenjata di Tigray, daerah pegunungan di Ethiopia bagian utara, telah memasuki minggu kedua dan sampai hari ini belum ada tanda-tanda pasukan dari kubu Barisan Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) dan tentara Ethiopia meletakkan senjata.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan berbagai lembaga kemanusiaan dunia memperingatkan kejahatan perang berpotensi terjadi dalam konflik bersenjata itu khususnya setelah Amnesty International pada 12 November 2020 mengonfirmasi laporan ratusan orang tewas tertusuk di Mai-Kadra, bagian barat daya Tigray pada tiga hari sebelumnya.

Crisis Evidence Lab, badan yang berada di bawah naungan Amnesty International, telah memeriksa dan memverifikasi sejumlah foto dan video yang menunjukkan jasad manusia tersebar di jalanan kota atau berada di atas tandu.

"Foto-foto itu baru dan hasil pelacakan citra satelit, gambar itu berasal dari Mai-Kadra, bagian barat negara bagian Tigray (14.071008, 36.564681)," tulis Amnesty lewat laman resminya.

Organisasi kemanusiaan itu menambahkan sejumlah saksi menyebut sebagian besar jasad dapat ditemukan di pusat kota Mai-Kadra, dekat gedung Commercial Bank of Ethiopia, serta di sepanjang jalan menuju Kota Humera.

Amnesty International belum dapat menyimpulkan pelaku di balik pembunuhan massal tersebut. Terkait dengan itu, kantor Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mendesak adanya penyelidikan yang independen dan akuntabel terhadap laporan tersebut.

"Jika pelakunya merupakan kubu yang terlibat dalam konflik, maka tewasnya warga sipil (di Tigray, red) dapat berujung pada kejahatan perang. Namun, prioritas pertama saat ini adalah menghentikan pertempuran dan mencegah adanya kejahatan lebih lanjut," kata Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Michelle Bachelet, Jumat 13 November 2020.

Komisi HAM Ethiopia pada Jumat mengatakan mereka telah memulai penyelidikan terhadap laporan Amnesty International dan mengerahkan tim penyelidik ke Mai-Kadra.

Tim penyelidik akan mendalami kemungkinan pembunuhan tersebut didorong oleh alasan etnis, kata pihak komisi lewat pernyataan tertulisnya sebagaimana dikutip dari Reuters.

Pertempuran di Tigray bermula pada 4 November 2020 saat pemerintah mengerahkan pasukan ke daerah tersebut setelah ada serangan terhadap markas militer yang diduga dilakukan oleh TPLF.

Berita Terbaru