Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harga Mobil Diprediksi Turun Berkat Insentif PPnBM, Ini Kisaran Besarannya

  • Oleh Teras.id
  • 13 Februari 2021 - 09:15 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pembiayaan atau multifinance tak ingin jor-joran menyalurkan kredit kendaraan bermotor, meski pemerintah memberikan insentif diskon pajak untuk segmen mobil di bawah 1.500 cc.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan industri tetap akan mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas pembiayaan dan mencegah lonjakan kredit macet atau non performing finance (NPF). 

“Fokus kami menjaga kualitas tetap oke, NPF tetap rendah, walau itu berarti kuantitas dan volume pembiayaan berkurang,” ujarnya kepada Tempo, Jumat 12 Februari 2021.

Sepanjang 2020, kinerja industri pembiayaan tercatat merosot hingga -17 persen akibat terdampak pandemi Covid-19. Perusahaan pembiayaan berupaya menjaga tingkat NPF dengan memastikan risiko penyaluran pembiayaan baru tetap rendah, serta melakukan restrukturisasi kredit kepada debitur yang mengalami kesulitan pembayaran.

Hingga akhir tahun lalu, restrukturisasi kredit yang dilakukan industri telah mencapai Rp189,96 triliun atau 48,52 persen dari total pembiayaan, dari 5 juta kontrak. Walhasil, tingkat NPF dapat dikendalikan, dengan perlahan menurun dan berada di kisaran 4,5 persen pada Desember 2020.

Menurut Suwandi, ruang gerak perusahaan pembiayaan untuk melancarkan strategi penyaluran pembiayaan yang ekspansif di satu sisi juga terbatas akibat kondisi pasar keuangan yang melemah.

“Likuiditas perbankan ketat, tingkat risiko pinjaman perbankan sangat tinggi, sehingga mereka juga hati-hati dalam menyalurkan pinjaman,” ucapnya. Padahal, selama ini perusahaan pembiayaan banyak mengandalkan sumber dana yang berasal dari pinjaman perbankan untuk kemudian diputar dan disalurkan kembali.

Siasat pemberian suku bunga murah juga tidak bisa serta merta mendongkrak penyaluran pembiayaan, karena hal itu bergantung pada minat konsumsi dan daya beli masyarakat. “Di masa sekarang orang lebih memilih menabung dibandingkan membeli aset seperti mobil. Apalagi mobilitas juga terbatas karena kasus Covid-19 masih mereka, kecuali memang kebutuhannya mendesak,” kata Suwandi.

Meski demikian, APPI memproyeksikan kinerja industri pembiayaan dapat pulih perlahan di tahun ini, walau pemulihannya belum akan secepat yang diharapkan. “Kami proyeksikan kinerja pertumbuhan pembiayaan naik 5 persen dibandingkan kondisi akhir 2020.”

Lebih lanjut ihwal pengurangan pajak PPnBM, industri multifinance memperkirakan dampaknya relatif akan minimal, karena implementasinya yang terbatas pada kriteria tertentu saja. “Pengurangan tarif hanya untuk PPnBM saja bukan pengurangan pajak secara menyeluruh, lalu segmen mobilnya juga hanya untuk kategori di bawah 1.500 cc yang diproduksi di dalam negeri,” ujar Suwandi. 

Adapun segmen mobil tersebut diperkirakan memiliki porsi sekitar 24 persen dari total penjualan mobil nasional. Namun, jumlah pangsa pasar tersebut kata dia tetap patut diperhitungkan. APPI menaksir dampak diskon pajak tersebut terhadap penurunan harga mobil diperkirakan sekitar Rp 10-15 juta dari harga penjualan yang berlaku saat ini.

Berita Terbaru