Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jokowi Dalam Antusiasme dan Kerumunan

  • Oleh ANTARA
  • 28 Februari 2021 - 13:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Keith Payne, pakar psikologi dan neuroscience dari University of Nort Carolina, AS, menulis dalam bukunya berjudul The Broken Ladder pada 2017 bahwa ketimpangan akan berpengaruh pada bagaimana seseorang berpikir, menjalani hidup, hingga responsnya dalam menghadapi ancaman kematian.

Buku ini mencerminkan apa yang terjadi di Indonesia saat ini ketika anggapan ketimpangan telah mempengaruhi cara orang berpikir saat merespons suatu persoalan.

Dalam konteks sebuah kebijakan misalnya, penerapan protokol kesehatan pun dilihat dengan kaca mata yang berbeda dari berbagai macam sudut pandang.

Ini pun berlaku pada rumus yang dirancang oleh Payne bahwa ketimpangan menyebabkan perpecahan sosial dan keberpihakan politik.

Payne membuat studi dalam surveinya dan menemukan bahwa responden yang berkontribusi besar atas sesuatu atau orang yang melihat diri mereka sebagai yang berkinerja tinggi cenderung menginginkan orang yang berkinerja rendah dikecualikan dari pengambilan keputusan atau bahkan benar-benar dicabut haknya.

Sebaliknya, responden yang melihat diri mereka sebagai yang berkinerja rendah ingin setiap orang memiliki suara yang sama, bahkan untuk mereka yang tidak sependapat.

Konsep ini menjadi demikian relevan dengan kondisi yang terjadi di Indonesia dalam kasus Presiden Joko Widodo dilaporkan telah melanggar aturan mengenai kerumunan saat kunjungan kerjanya ke Nusa Tengga Timur (NTT) beberapa waktu lalu.

Beberapa berpendapat dan mengaitkan peristiwa ini dengan kerumunan yang pernah terjadi dalam kasus Rizieq Shihab.

Memang penerapan protokol kesehatan saat ini menjadi hukum tertinggi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam kondisi yang sangat ideal siapa pun pelanggarnya akan menanggung sanksi.

Namun apakah kedua kasus tersebut layak diperbandingkan dalam satu konteks


TAGS:

Berita Terbaru