Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menristek: Vaksin Nusantara Tidak Masuk Konsorsium Riset dan Inovasi

  • Oleh ANTARA
  • 11 Maret 2021 - 17:50 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro menjelaskan kegiatan pengembangan vaksin Nusantara tidak masuk dalam Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 dan Konsorsium Vaksin Merah Putih.

"Kenapa belum ada Universitas Diponegoro, belum ada vaksin Nusantara di dalam Konsorsium Vaksin Merah Putih, terus terang kita berusaha jemput bola, tetapi istilahnya bola yang jemput itu tidak kelihatan sehingga kami terus terang belum berani untuk memasukkan itu di dalam konsorsium apalagi kalau sudah bicara dengan pemanfaatan anggaran," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR di Jakarta, Rabu (10/3) malam.

Vaksin Nusantara dibuat berbasis sel dendritik yang merupakan pengembangan yang dipimpin Kementerian Kesehatan bersama tim peneliti Universitas Diponegoro.

Menristek mengaku baru pekan lalu mengetahui informasi lengkap tentang adanya pengembangan vaksin Nusantara yang dikomandoi oleh Kementerian Kesehatan.

"Sejujurnya vaksin Nusantara yang bapak ibu bicarakan dan kita semua diskusikan hari ini baru saya dengar lengkap minggu lalu, itu pun karena diundang rakor (rapat koordinasi) oleh Menko Perekonomian, baru di situ saya dengar, saya sebelumnya mendengar belakangan setelah Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangkes) Kemenkes bikin vaksin, dan berikutnya informasinya ini pakai dendritik," katanya.

Ia menjelaskan saat mendengar samar-samar tentang Balitbangkes Kemenkes membuat vaksin sendiri, yakni vaksin Nusantara, Menristek langsung menugaskan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 yang saat itu masih dipimpin Prof Ali Ghufron Mukti untuk mengecek langsung ke Balitbangkes.

"Informasi itu belum kami dapatkan, tidak kami dapatkan sama sekali, sehingga masih dalam gelap. Kita hanya mendengar dengar Balitbangkes bikin vaksin," kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu.

Jika memang ada pengembangan vaksin, Menristek bermaksud untuk mengajak Balitbangkes masuk ke konsorsium sehingga pengembangan vaksin dapat difasilitasi dengan baik.

"Bukan apa-apa karena kita ingin kalau memang Balitbangkes menembangkan kita akan ajak masuk ke Konsorsium Merah Putih dengan segala macam dukungan yang diperlukan," katanya.

Menristek menyatakan tidak keberatan dengan adanya pengembangan vaksin Nusantara. Pengembangan vaksin dalam negeri memiliki semangat untuk membangun kemandirian Indonesia terhadap vaksin.

Berita Terbaru