Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jinakkan Shapovalov, Djokovic Bertemu Berrettini di Final Wimbledon

  • Oleh ANTARA
  • 10 Juli 2021 - 09:46 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Juara bertahan Novak Djokovic menahan gempuran pukulan kuat dari petenis Kanada Denis Shapovalov demi mengamankan tiket final ketujuhnya di Wimbledon lewat kemenangan 7-6(3), 7-5, 7-5 di London, Jumat 9 Juli 2021.

Petenis berusia 34 tahun asal Serbia itu akan bertemu dengan petenis Italia Matteo Berrettini di final pada Minggu (11/7).

Hasil itu sekaligus memupuskan harapan Shapovalov unggulan ke-10 yang berupaya menjadi petenis kedua dari Kanada yang mencapai final Wimbledon.

Shapovalov melancarkan 40 pukulan winner tetapi manakala Djokovic mendapati dirinya dalam bahaya, ia mampu bertahan, menyelamatkan 10 dari 11 break point yang ia hadapi dan membuat hanya 15 unforced error demi menjaga asa mengejar titel Grand Slam ke-20, menyamai rekor Roger Federer dan Rafael Nadal, demikian Reuters.

Djokovic memenangi set pembuka meski Shapovalov serve ketika kedudukan 5-4 dan kemudian menyelamatkan sejumlah break point di set kedua saat sang lawan mengerahkan segala upaya untuk menundukkan peraih lima titel di All England Club itu.

Kendati di set ketiga Shapovalov terus melancarkan pukulan keras tetapi tembakannya dimentahkan saat Djokovic mengklaim salah satu kemenangan straigth set terberat dalam karier Wimbledonnya.

Shapovalov meninggalkan lapangan dengan berurai air mata tetapi ia telah memperlihatkan kemampuannya yang menandakan ia siap menantang turnamen-turnamen besar di dunia tenis.

"Saya tidak merasa skor itu cukup mencerminkan performa atau pertandingan ini," kata Djokovic seperti dikutip AFP. "Dia (Shapovalov) melakukan serve untuk set pertama dan mungkin pemain yang lebih baik.

"Saya akan memberinya tepuk tangan meriah untuk semuanya yang telah dia lakukan hari ini dan juga dua pekan ini. Kita akan sering melihat dia di masa depan, dia adalah pemain luar biasa."

Apabila meraih titel di Wimbledon, Djokovic tinggal butuh kemenangan di US Open untuk menjadi petenis ketiga dalam sejarah, dan pertama sejak 1969, yang melengkapi kalender Grand Slam.

Djokovic juga memiliki peluang melengkapi Golden Slam apabila ia menang di Olimpiade nanti. "Saya mencoba memaksimalkan kemampuan saya di setiap pertandingan dan melihat apa yang terjadi," kata Djokovic.

Berita Terbaru