Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Keberuntungan Inggris, Percepatan Vaksinasi Covid-19, dan Pendaftaran Pemilih yang Presisi dan Akurat

  • Oleh Penulis Opini
  • 11 Juli 2021 - 07:46 WIB

BANYAK yang mempertanyakan putusan wasit memberikan penalti untuk Inggris di semifinal Euro 2020 melawan Denmark. Kontroversi mungkin akan lebih besar bila wasit tidak menggunakan bantuan VAR (Video Assistant Referee, tim khusus yang mengamati pertandingan dengan beberapa rekaman video) dalam putusan tersebut.

Dalam hal ini mungkin Inggris “diuntungkan” karena adanya alat yang presisi berupa rekaman video yang diputar ulang dan memperlihatkan kejadian dari berbagai sudut. Kalau menilik sejarah, ada beberapa momen penting yang melibatkan Inggris yang dirugikan. Salah satu yang paling terkenal adalah gol “tangan Tuhan” Maradona pada perempat final Piala Dunia 1986 di Meksiko. Belum ada VAR pada waktu itu.

Keberuntungan Inggris sebenarnya bukan kali ini terjadi. Tahun 1966, ketika menjadi juara dunia, salah satu gol Inggris juga dianggap tidak sah karena belum melewati garis gawang. Bedanya kali ini terlegitimasi sementara tahun 1966 tidak ada aturan dan peralatan yang memungkinkan mereview secara presisi kejadian gol hantu tersebut.

Penggunaan teknologi informasi dalam olahraga telah menjadi satu keharusan. Termasuk dalam pengambilan putusan-putusan penting seperti disahkannya gol dalam sepak bola.  Di olahraga lain seperti tenis atau bulutangkis ada eagle-eye di mana beberapa kamera bekerja sama untuk menghasilkan gambar yang presisi dari setiap jatuhnya bola atau shuttlecock.

Teknologi informasi telah mengubah cara permainan berlangsung. Beberapa yang menolak teknologi seperti ini menganggap bahwa penggunaannya mengurangi unsur humanis dan memperlambat permainan. Tetapi, menolak campur tangan teknologi sebenarnya seperti menolak keniscayaan karena bahkan dengan handphone di tangan penonton pun sebenarnya dapat dilakukan review cepat.

Olahraga kemudian melibatkan peralatan yang dapat memberikan gambaran yang presisi terkait suatu kejadian penting sehingga dapat memberikan putusan yang lebih akurat. 

Target Vaksinasi yang Presisi dan Akurat

Presisi berhubungan dengan ketepatan atau ketelitian dalam melakukan suatu pengukuran. Akurat artinya seberapa dekat hasil pengukuran terhadap nilai sebenarnya. 

Dalam suatu tindakan, bila prosesnya berulang dengan hasil yang selalu sama, maka hal tersebut berarti presisi. Contohnya untuk beberapa kasus yang sejenis maka hasilnya selalu sama. Hasil tersebut bisa saja tidak akurat karena ternyata tidak sesuai atau jauh dari nilai sebenarnya.

Presisi bisa ditingkatkan bila ada umpan balik untuk perbaikan. Hal ini yang biasanya dilakukan oleh sistem informasi ketika mendapat masukan dari pengguna. Contohnya dalam pola pengenalan tulisan tangan di handphone. Proses pembelajaran akan mengarahkan sistem untuk lebih tepat atau presisi mengenali tulisan pengguna dan menghasilkan tulisan yang akurat. 

Presisi terkadang juga dihubungkan dengan lokasi. Contohnya dalam penggunaan teknologi GPS (Global Positioning System, sistem satelit untuk penentuan lokasi) untuk mendapatkan titik tertentu di muka bumi. Sistem yang lebih presisi dalam proses pengukuran lokasi akan dapat memberikan hasil yang lebih akurat.   

Dalam proses vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat presisi dan akurat seharusnya menjadi acuan. Presisi dalam vaksinasi berarti bisa menentukan jumlah vaksin yang harus disediakan untuk wilayah tertentu sampai tingkatan terkecil, contohnya RT/RW atau tingkatan desa. Akurat berarti target penduduk yang harus divaksin bisa ditentukan dengan pasti orangnya. 

Saat ini dengan semakin antusiasnya masyarakat umum, yang terjadi adalah para tenaga kesehatan kewalahan untuk melaksanakan vaksinasi. Terjadi penumpukan atau antrian di tempat vaksinasi terutama yang jumlahnya banyak. Terlihat kurangnya antisipasi dalam mengatur proses antrian atau memastikan masyarakat yang tepat untuk divaksin. 

Presisi dalam proses vaksinasi seharusnya melibatkan juga teknologi informasi untuk memetakan masyarakat datang ke tempat vaksinasi terdekat. Proses ini juga seharusnya bisa menghilangkan pendaftaran di tempat karena bisa lebih dulu dilakukan secara online sehingga tidak perlu ada antrian sejak dini hari. Hal ini seharusnya mudah dilakukan di daerah perkotaan terutama dengan baiknya komunikasi di media sosial.

Akurasi dalam vaksinasi seharusnya bisa ditingkatkan karena saat ini data penduduk (dikelola Kemendagri) dan data pemilih (KPU) sebagai penyanding dapat digunakan oleh Kemenkes. Target 70% herd immunity seharusnya bisa dipecah sampai tingkatan RT/RW atau tingkatan desa untuk wilayah di luar perkotaan. 

Harus ada tinjauan terus menerus terhadap hasil vaksinasi dengan memetakan secara presisi lokasi tempat tinggal penduduk tervaksin. Pemetaan bisa menghasilkan data yang baik, di mana lingkungan yang tingkat vaksinasi penduduknya mendekati 70%. Bagi wilayah yang tingkat vaksinasinya rendah, maka harus dibuka lokasi vaksinasi di wilayah tersebut. Syarat 70% kekebalan bersama ini secara teori juga mempunyai syarat distribusinya merata. 

Pendaftaran Pemilih yang Presisi dan Akurat

Daftar pemilih yang dikelola KPU Provinsi Kalimantan Tengah saat ini adalah data yang sifatnya dinamis. Daftar ini dikelola dengan prinsip berkelanjutan. Datanya diperbaharui setiap bulan di tingkat kabupaten/kota. 

Daftar pemilih ini dipetakan dan dibagi dalam tempat pemungutan suara (TPS) yang terdekat dengan alamat tempat tinggal pemilih. Acuannya adalah RT/RW terdekat. Ada 6.045 TPS pada saat Pilgub 2021 yang saat ini menjadi patokan dalam Daftar Pemilih Berkelanjutan. 

Memang ada masalah yang muncul ketika banyak penduduk yang berdiam tidak sesuai dengan lokasi di alamat tertera di KTP. Jumlah ini di Kalimantan Tengah mencapai 11,72% dari jumlah penduduk (data sensus 2020 BPS Kalimantan Tengah).

Tingkat presisi daftar pemilih ditentukan berdasarkan jarak tempat tinggal dari lokasi TPS tidak boleh terlalu jauh. Akurasi didapat dengan memastikan penduduk yang nyata ada atau bisa dipastikan keberadaannya. Banyak kejadian penduduk terdaftar di satu alamat, tapi ternyata alamat tersebut hanya dipinjam untuk mendapatkan KTP. 

Memadukan Data Vaksinasi dan Daftar Pemilih Berkelanjutan

6.045 TPS bisa dijadikan acuan pemetaan vaksinasi yang presisi dan akurat. Penulis pernah menyampaikan bahwa target vaksinasi di Kalimantan Tengah kurang akurat. 

Target lansia yang dirilis oleh Satgas Covid-19 sebanyak 191.817. Tapi, hasil pendataan pemilih di lapangan saat Pilgub Kalteng 2020 sebenarnya hanya 162.420 orang. Ada selisih hampir 30 ribu orang dengan target sasaran vaksinasi lansia.

Dengan percepatan vaksinasi yang sudah melibatkan masyarakat umum saat ini target vaksinasi yang dirilis Satgas Covid-19 adalah 1.803.329 orang (data dari MMC Kalteng per 10/7/2021). Jumlah ini terdiri dari tenaga kesehatan, pelayan publik, lansia serta masyarakat umum/rentan/remaja.

Target ini bila dibandingkan dengan Daftar Pemilihan Berkelanjutan (DPB) KPU Provinsi Kalimantan Tengah masih ada selisih. DPB Semester I tahun 2021 adalah 1.706.297. Hampir 100 ribu selisihnya.

Selisih ini lebih besar lagi karena masyarakat umum yang dimaksud pada saat ini masih yang berusia 18 tahun lebih sementara DPB adalah pemilih yang berusia 17 tahun atau sudah kawin.

Memastikan distribusi 70% vaksinasi yang merata bisa dilakukan bila data vaksinasi dijadikan umpan balik dan diolah dengan memetakan sesuai distribusi TPS. Prosesnya cukup dengan menyandingkan data NIK-Nama penduduk tervaksin dengan NIK-Nama dalam DPB. Setiap TPS akan terbaca % pemilih tervaksin. 

Dengan adanya hasil ini akan terlihat lokasi penduduk yang tingkat vaksinasinya rendah. Pemerintah (kabupaten/kota) melalui camat/lurah/kepala desa kemudian bisa meminta petugas RT/RW tempat TPS yang ada untuk lebih aktif mendorong warganya untuk vaksinasi. Bahkan bila perlu melakukan jemput bola. Saat ini tindakan proaktif sangat diperlukan dan tidak hanya menunggu masyarakat bergerak.

Semoga langkah yang presisi dan akurat dapat mempercepat vaksinasi masyarakat dan segera menghilangkan pandemi Covid-19. 

Oleh: Wawan Wiraatmaja
Komisioner KPU Provinsi Kalimantan Tengah
Divisi Perencanaan, Data dan Informasi

Berita Terbaru