Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mahfud MD: Perlu Dukungan Pimpinan Agama Percepat Vaksinasi Covid-19

  • Oleh ANTARA
  • 01 Agustus 2021 - 08:10 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan perlu dukungan alim ulama dan pimpinan agama untuk percepatan vaksinasi COVID-19.

"Kita perlu dukungan dan perantara alim ulama, pengasuh pondok pesantren, pimpinan agama untuk mendukung peningkatan implementasi kesehatan dan percepatan vaksinasi pada masyarakat," ujar Mahfud dalam Silaturrahim Virtual bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, BNPB, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan Alim Ulama, Pengasuh Ponpes, Pimpinan Ormas Lintas Agama, dan Forkopimda se-Jawa Tengah, Sabtu.

Dia pun mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk saling bekerjasama tingkatkan disiplin protokol kesehatan.

Menurut Mahfud, memperkuat kolaborasi bekerja secara kolektif berdasarkan kesadaran bersama adalah langkah yang cukup efektif. 

"Tidak bisa juga ormas-ormas keagamaan dan berbagai kekuatan masyarakat dibiarkan bekerja sendiri, mari kolaborasiinya diperkuat," tutur Mahfud dalam siaran pers-nya.

Terkait ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, menurut Mahfud, karena masyarakat tidak tahu dan karena terpengaruh hoaks. Oleh sebab itu, perlu pendekatan pendekatan budaya dan personal.

"Poinnya kita akan bekerja sama, saya akan mem-'follow up' semua masukan, terkait dengan hoaks media sosial. Mari kita bekerja sama," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan beberapa hari ini trennya menurun.

Namun, ia menegaskan COVID-19 belum selesai dan masih membahayakan. Dia pun mengajak masyarakat Jateng tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Kabar terakhir dari Jateng, hasil pemeriksaan hampir semua yang dites varian-nya adalah delta. Artinya semua punya potensi terpapar. Mulai kita temui juga tanpa gejala. Di statistik Yang meninggal siapa kok Jateng banyak sekali yang pertama sudah sepuh, kedua yang punya komorbid, yang ketiga yang belum divaksin, keempat yang terlambat melapor," papar Ganjar.

Ganjar menambahkan, terkait pandemi COVID-19 di Jawa Tengah setidaknya masyarakat dapat dikategorikan dalam tiga kelompok.

"Kita mendeteksi ada tiga kelompok, pertama yang sangat percaya COVID-19, saking percayanya sampai paranoid semua jamu diminum, sampai mules-mules semua diminum," ujarnya.

Yang kedua yang paling bagus adalah yang rasional, mereka mengerti 5M, 5M sekarang diringkas jadi 1M: manut. Manut (nurut) saja.

"Ketiga ini kelompok yang tidak percaya, mengatakan ini konspirasi bahkan disampaikan pada publik," ucap Ganjar.

Berita Terbaru