Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

WHO Berencana Bangun Jembatan Udara ke Afghanistan Utara

  • Oleh ANTARA
  • 29 Agustus 2021 - 08:16 WIB

BORNEONEWS, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana ntuk membangun jembatan udara ke kota utara Mazar-i-Sharif di Afghanistan, untuk mengantisipasi pasokan medis yang akan habis dalam beberapa hari di negara itu.

Peralatan trauma dan persediaan darurat untuk rumah sakit, serta obat-obatan untuk mengobati kekurangan gizi kronis di antara anak-anak termasuk di antara barang-barang prioritas, kata direktur darurat regional WHO, Rick Brennan, yang menggambarkan kebutuhan medis sebagai "sangat besar dan terus bertambah".

Setidaknya satu pembom bunuh diri ISIS menewaskan 85 orang, termasuk 13 tentara Amerika Serikat, di luar gerbang bandara Kabul dalam dua ledakan bersamaan pada Kamis malam 26 Agustsu 2021.

“Saat ini karena masalah keamanan dan beberapa pertimbangan operasional lainnya, bandara Kabul tidak akan menjadi pilihan setidaknya sampai minggu depan,” kata Brennan yang berbicara dari Kairo, pada pengarahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa.

“Salah satu masalah yang kami miliki di Afghanistan saat ini adalah tidak ada otoritas penerbangan sipil yang beroperasi, tetapi kami bekerja dengan Pakistan khususnya dalam konteks bandara Mazar-i-Sharif. Karena mereka dapat bekerja dengan kontak di lapangan yang semua kebutuhannya diperlukan. Langkah-langkah untuk mendaratkan pesawat, untuk mendaratkan pesawat kargo, bisa dilakukan," ujar dia, menambahkan.

Tarif asuransi untuk terbang ke Afghanistan telah "melonjak dengan harga yang belum pernah kita lihat sebelumnya", kata Brennan.

"Jadi kami mencoba untuk melewati rintangan itu saat ini dan setelah kami membahasnya, semoga kami akan mengudara dalam 48 hingga 72 jam ke depan," tutur dia.

Sementara itu, Turki belum membuat keputusan akhir tentang permintaan Taliban untuk membantu menjalankan bandara Kabul setelah pasukan asing menarik diri karena masalah keamanan dan ketidakpastian di Afghanistan. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada Jumat bahwa pembicaraan masih berlangsung.

Sumber: Reuters/ANTARA

Berita Terbaru