Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Balas Pengeboman di Kabul, AS Serang ISIS dari Udara

  • Oleh ANTARA
  • 29 Agustus 2021 - 13:00 WIB

BORNEONEWS, Washington - Pasukan Barat yang tengah menjalani misi evakuasi di Afghanistan bersiap menghadapi serangan berikutnya pada Sabtu setelah AS mengeklaim telah membunuh seorang "perencana" ISIS lewat serangan pesawat nirawak (drone).

Serangan AS itu dilakukan dua hari setelah afiliasi ISIS di Afghanistan mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom di luar bandara Kabul.

Dari 92 korban tewas dalam ledakan bom bunuh itu, 13 di antaranya adalah tentara AS. Peristiwa itu menjadi insiden paling mematikan bagi pasukan AS di Afghanistan dalam satu dekade terakhir.

"Indikasi awalnya adalah kami membunuh target. Kami tahu tak ada korban dari warga sipil," kata pihak militer AS tentang serangan drone itu dalam sebuah pernyataan.

Komando Pusat AS mengatakan serangan tersebut dilakukan di Nangarhar, provinsi sebelah timur Kabul yang berbatasan dengan Pakistan. Tidak disebutkan apakah target serangan itu terlibat dalam ledakan bom di bandara.

Warga Jalalabad, ibu kota Nangarhar, mengatakan mereka mendengar sejumlah ledakan dari serangan udara pada Jumat (27/8) sekitar tengah malam.

Namun belum jelas apakah suara ledakan itu berasal dari drone AS. Gedung Putih mengatakan beberapa hari mendatang akan menjadi operasi evakuasi AS yang paling berbahaya. Pentagon menyebut AS telah mengevakuasi 110.000 orang dari Afghanistan dalam dua minggu terakhir.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan AS yakin masih ada ancaman "spesifik dan kredibel" terhadap bandara Kabul setelah ledakan bom terjadi di salah satu gerbang bandara tersebut.

"Kami tentu siap dan memperkirakan berbagai upaya yang akan datang," kata Kirby kepada pers di Washington. "Kami tengah memantau ancaman ini, (yang) sangat, sangat spesifik, jelas secara terus menerus."

Akibat adanya ancaman keamanan, Kedutaan Besar AS di Kabul memperingatkan warga Amerika untuk menjauhi bandara dan mereka yang berada di gerbang-gerbang bandara diminta untuk segera meninggalkan tempat itu.

Berita Terbaru