Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Militer AS Minta Maaf atas Serangan Drone di Kabul

  • Oleh ANTARA
  • 19 September 2021 - 07:46 WIB

BORNEONEWS, Washington - Militer Amerika Serikat, Jumat 17 September 2021 meminta maaf karena serangan pesawat nirawak (drone) yang dilakukannya di Kabul pada Agustus ternyata menewaskan 10 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak. Militer AS menyebut serangan drone itu merupakan kesalahan yang tragis.

Pentagon markas besar Departemen Pertahanan AS sebelumnya menyebutkan bahwa serangan pada 29 Agustus ditargetkan pada seorang pengebom bunuh diri ISIS yang menjadi ancaman bagi pasukan negara-negara asing pimpinan AS di bandara saat mereka menyelesaikan tahap terakhir penarikan dari Afghanistan. 

Kepala Komando Pusat AS Jenderal Frank McKenzie mengatakan saat itu dia yakin serangan drone tersebut berhasil menghadang ancaman yang mengintai pasukan yang berada di bandara.

"Penyelidikan kami sekarang menyimpulkan bahwa serangan itu adalah kesalahan yang tragis," kata McKenzie kepada wartawan.

Dia mengatakan sekarang dirinya beranggapan bahwa orang-orang yang terbunuh itu kemungkinan bukan para anggota cabang ISIS, ISIS-Khorasan, ataupun ancaman bagi pasukan AS. 
  

Pentagon sedang mempertimbangkan untuk memberikan kompensasi, kata McKenzie. erbunuhnya warga sipil, dalam serangan yang dilakukan oleh pesawat nirawak dari luar Afghanistan, menimbulkan pertanyaan tentang masa depan serangan kontraterorisme AS di negara itu.

Pengumpulan informasi intelijen di sana terhenti sejak pasukan AS ditarik dari Afghanistan pada Agustus.
 
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan serangan pesawat tak berawak itu menewaskan seseorang bernama Ahmadi, yang bekerja untuk organisasi nirlaba Nutrition and Education International.

"Kami sekarang tahu bahwa tidak ada hubungan antara Ahmadi dan ISIS-Khorasan. Kegiatannya pada hari itu sama sekali tidak berbahaya dan sama sekali tidak terkait dengan ancaman yang kami yakini akan kami hadapi," kata Austin dalam pernyataannya.

"Kami minta maaf, dan kami akan berusaha untuk belajar dari kesalahan mengerikan ini," katanya. Ketika serangan drone itu terjadi di sebuah kawasan perumahan di barat Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, laporan segera bermunculan bahwa serangan tersebut menewaskan banyak warga sipil, termasuk anak-anak.
  

Berita Terbaru