Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dinas Kesehatan Barito Utara Gelar Pertemuan Audit Maternal Perinatal

  • Oleh Ramadani
  • 07 Oktober 2021 - 18:11 WIB

BORNEONEWS, Muara Teweh - Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara kembali melaksanakan pertemuan Audit Maternal Perinatal (AMP), Kamis 7 Oktober 2021.

Kegiatan pertemuan ini dihadiri Kepala Dinas Kesehatan, Siswandoyo, Sekretaris Dinas Kesehatan Pariadi, Kabid P2P Sampurna Murni Yati, Kabid Kesehatan Masyarakat Enny Franziah, Kabid PSDK Ruyanto, Spesialis Kandungan dr Gusti Ngurah Warsita SpOG, Spesialis Kandungan dr Komang Aryawan Biomed Sp A dan peserta koordinator puskesmas se Barito Utara.

Siswandoyo dalam arahannya di depan peserta audit Maternal Perinatal mengatakan dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 RPJMN 2005-2025 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.  

“Secara umum pembangunan pembangunan kesehatan telah menyebabkan terjadinya berbagai kemajuan penting dalam meningkatkan status kesehatan,” katanya.

Umur harapan hidup (UHH) orang Indonesia telah naik mengikuti trend kenaikan UHH global. “Tahun 2017 UHH orang Indonesia telah mencapai 71,5 tahun, dimana UHH perempuan lebih tinggi 5 tahun dibandingkan dengan laki-laki (perempuan 74 tahun, laki-laki 69 tahun),” katanya.

Siswandoyo mengatakan penyebab langsung kematian ibu adalah gangguan hipertensi dalam kehamilan (33,1 persen), pendarahan obstetrik (27,03 persen), komplikasi non obstetrik (15,7 persen), komplikasi obstetrik lainnya (12,04 persen) infeksi yang berkaitan dengan kehamilan  (6,06 persen), dan penyebab lain (4,81 persen) menurut SRS 2016.

 “Penyebab kematian ibu ini menunjukkan kematian maternal dapat dicegah apabila cukup pelayanan yang dibarengi dengan mutu pelayanan yang baik,” ujarnya.

Sedangkan kejadian kematian ibu 77 persen di temukan di rumah sakit, 15,6 persen di rumah, 4,1 persen di perjalanan menuju RS atau fasilitas kesehatan dan 2 persen di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya menutut SRS 2016.

 “Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) 2013 dan 2018 menunjukkan terjadinya peningkatan cakupan indikator kesehatan ibu yang direfleksikan dari indikator empat kali kunjungan ANC (K4) dan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Proporsi pemeriksaan kehamilan K4 telah menunjukkan kenaikan dari 70 persen  pada tahun 2013 menjadi 74,1 persen  pada tahun 2018,” ungkapnya.

Cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan juga mengalami kenaikan 66,7 persen tahun 2013 menjadi 79,3 persen pada tahun 2018. “Untuk itu, harus dibangun sinergisme dan sistem rujukan yang kuat antara FKTP (Puskesmas) dan FKRTL (Rumah Sakit), termasuk peningkatan kompetensi SDM pelayanan maternal,” pungkasnya.

Berita Terbaru