Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mendengkur dan Gagal Jantung Bisa Dialami Orang Obesitas

  • Oleh ANTARA
  • 19 November 2021 - 17:25 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Mereka yang obesitas memiliki sejumlah risiko terkena berbagai masalah kesehatan dan dua di antaranya mendengkur serta gagal jantung, ungkap para pakar kesehatan.

Terkait mendengkur, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Niken Ageng Rizki, Sp.THT-KL mengatakan, lingkar leher dari diameter jalan napas berpengaruh pada munculnya dengkuran.

Lingkar leher ini antara lain dipengaruhi obesitas yang dialami seseorang, menurut staf Departemen THTKL Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan itu. Kelebihan berat badan menyebabkan lebih banyak jaringan berkembang di tenggorokan yang dapat menyebabkan mendengkur.

"Obesitas yang berpengaruh pada lingkar leher dari diameter jalan napas," kata dia. 

Dengkuran atau gangguan bernapas saat tidur terjadi karena ada sumbatan di jalan napas. Suara parau yang muncul akibat getaran udara di langit-langit mulut atau tenggorokan.

Penyebabnya henti napas atau apnea sehingga tubuh tidak menerima oksigen saat tidur akibat ada penutupan jalan napas, menyebabkan getaran pada tenggorokan atau jalan napas.

Sumbatan di hidung, belakang hidung, tenggorokan karena amandel, langit-langit, iritasi asam lambung, pembengkakkan pita suara dan dasar lidah berkontribusi pada kondisi mendengkur.

Lebih lanjut, mendengkur termasuk gangguan saat tidur atau Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan angka kejadian meningkat di usia tua baik itu pada laki-laki maupun perempuan.

Selain dengkuran yang kerap tak disadari penderitanya, mereka yang mendengkur umumnya saat malam juga kerap tersedak, batuk-batuk, tidur tidak nyenyak, sering buang air kecil (BAK). Kemudian, karena tidur malamnya tidak berkualitas, maka saat bangun di pagi hari dia mengalami sakit kepala, mengantuk, sulit berkonsentrasi dan kelelahan.

Pada anak, hiperaktif bisa menjadi gejala yang perlu diwaspadai orang tua. Mereka perlu mendapatkan pemeriksaan pada jalan napasnya, untuk mengetahui pasti gejala OSA yang dapat menyebabkan konsentrasi anak berkurang.

Berita Terbaru