Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Virus Demam Babi Afrika Tidak Membahayakan Manusia

  • Oleh Usay Nor Rahmad
  • 11 Maret 2022 - 21:00 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, memastikan virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika tidak membahayakan manusia. Tapi, virus ini cepat menyebar tanpa disadari, sehingga bagi peternak bisa mengakibatkan kerugian lebih besar karena kematian babi. 

"Kendati virus ASF ganas dan dapat mematikan babi, virus ini tidak menular ke hewan lainnya dan tidak membahayakan manusia. Namun, virus ASF sangat mudah menyebar tanpa disadari," kata Kapala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kotim, Endrayatno, Jumat, 11 Maret 2022. 

Dia menuturkan, virus ini dapat bertahan pada benda selama berbulan-bulan, seperti pakaian dan peralatan lain yang digunakan peternak yang terpapar virus ASF. 

”Virus ASF dapat menular dari manusia yang membawa virus bisa dari sepatu, pakaian, kendaraan, dan lain-lain yang dikenakan pekerja kandang. Tetapi, virus ini tidak berbahaya dan tidak menular ke manusia,” jelasnya.

Endrayatno mengatakan, serangan virus ASF mulanya terjadi di Medan, Provinsi Sumatera Utara, sekitar awal 2021 lalu. Virus itu kemudian merebak di sejumlah kabupaten di Kalteng, seperti Kabupaten Gunung Mas, Kapuas, dan Palangka Raya sekitar September 2021 lalu. 

Pihak Dinas Pertanian Kotim, telah mencegah penyebaran virus ASF agar tidak meluas sampai Kotim. Salah satunya dengan mengambil sampel air di Desa Tanjung Jorong Desember 2021 lalu untuk diuji ke UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner di Palangka Raya. 

"Saat itu hasil yang diuji negatif," katanya.

Setelah itu, petugas lakukan menguji sampel kedua di Desa Pelantaran dan Kota Sampit. Babi ternak milik warga di dua lokasi itu hasilnya positif terserang virus ASF. 

"Dari pemantauan petugas di Dinas Pertanian Kotim, rata-rata babi yang mati berusia 3-10 bulan ke atas. Dengan masa inkubasi penularan sekitar 15 hari," katanya.

Hingga akhirnya mulai banyak laporan babi ternak yang mati kepada pihak Dinas Pertanian Kotim. Dinas pertanian mendata ada 704 ekor babi ternak di kabupaten itu yang mati secara mendadak. Jumlah tersebut didata sejak November 2021 hingga Februari 2022. (USAY NOR RAHMAD/B-7) 

Berita Terbaru