Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Hasil Sidak Tidak Ada Penimbunan Minyak Goreng di Kotawaringin Barat

  • Oleh Danang Ristiantoro
  • 16 Maret 2022 - 21:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Menyikapi persoalan minyak goreng yang diinformasikan langka dan harganya mahal, Polres Kotawaringin Barat (Kobar) terjun langsung memeriksa sejumlah gudang distributor bahan pokok makanan, ritel dan pedagang pasar di dalam Kota Pangkalan Bun pada Rabu, 16 Maret 2022.

Berdasarkan hasil sidak yang dipimpin  Kapolres Kotawaringin Barat AKBP Bayu Wicaksono melalui Kasatreskrim AKP Rendra Aditia Dhani, bersama Disperindag Kobar dan Loka POM Kobar, tidak ditemukan adanya penimbunan. Namun, yang ada panic buying atau memborong barang dalam waktu pendek.

"Temuan yang terjadi hanyalah panic buying di masyarakat. Situasi ini disebabkan karena ketidakjelasan informasi, terkait ada tidaknya stok minyak goreng di pasaran," Rendra Aditia Dhani.

Rendra menegaskan, hasil sidak hari ini di beberapa gudang termasuk gudang Borneo Swalayan, ternyata stok bisa dibilang aman hingga bulan Ramadan nanti.

Dalam kesempatan yang sama, CEO ‘Borneo Halim’, Hartono Halim mengatakan, setiap ada barang seperti minyak goreng langsung didistribusikan ke ritel dan pasaran.

"Selama ada barang langsung kita keluarkan atau di distribusikan ke pasar langsung dan diterima oleh pembeli. Jadi saya tegaskan di sini tidak ada penimbunan," tegasnya.

Ia menjelaskan, memang pembeli minyak goreng saat ini tidak seperti biasanya. Yakni ada peningkatan drastis. Bahkan, untuk menekan pembelian minyak goreng, pihaknya mengikuti anjuran pemerintah, setiap pembelian dibatasi 2 liter.

"Tapi tetap, praktiknya di lapangan konsumen itu menunggu momen, dan tidak selang berapa lama kembali ke toko membeli minyak goreng, atau ada juga anak, suaminya ikutan membeli minyak goreng," tuturnya.

Untuk mengatasi praktek tersebut, pihaknya berinisiatif menggunakan KTP, kemudian di tingkatkan menggunakan tinta, tetapi tetap tidak efektif.

"Karena terlalu ketat, beberapa konsumen marah. Jadi, kita tidak menimbun minyak goreng tetapi karena pembelian minyak goreng ini meningkat di masyarakat," pungkasnya. (DANANG/B-7)

Berita Terbaru